Langsung ke konten utama

Digitalisasi Jadi Kunci UMKM Bertahan di Masa Pandemi

Perajin menjemur sale pisang di Desa Cintajaya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Ahad (7/2/2021). Kementerian Keuangan mengalokasikan anggaran untuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021 Rp 627,9 triliun, sebesar Rp 157,57 triliun ditujukan untuk mendukung UMKM dan koperasi.

Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) mendorong pelaku UMKM untuk melakukan transformasi digital agar bisa bertahan di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Sarana penjualan secara daring yang kini banyak tersedia mesti dimanfaatkan secara maksimal. 

“UMKM harus melakukan transformasi. Harus berubah dari yang dulunya hanya berjualan secara konvensional dengan menunggu pembeli, kini perlu melakukannya secara daring," kata Ketua Umum Akumindo Ikhsan Ingratubun saat webinar bertajuk "Agen 46, Ujung Tombak Inklusi Keuangan, Bertahan di Masa Pandemi, Kamis (11/2).

Dia mengakui, penjualan secara daring memang membutuhkan proses dan tak mudah bagi pelaku UMKM, khususnya mereka yang berusia 40 tahun ke atas yang kebanyakan terkendala dalam memahami cara menggunakan media daring.  "Tapi apa boleh buat, bahwa suka tidak suka, mau tidak mau di masa sulit ini harus melakukan transformasi," katanya.

Ikhsan juga meminta pelaku UMKM untuk jeli melihat kebutuhan masyarakat dan mengikuti tren. Salah satu contohnya adalah menjual alat pelindung diri (APD) atau produk sektor kesehatan lainnya di tengah pandemi. 

Ikhsan menegaskan, tujuan dari transformasi ini sangat penting untuk mendukung pemulihan ekonomi pada masa pandemi covid-19. Dia berpendapat, ada dua hal yang perlu ditransformasikan oleh pelaku UMKM. Keduanya adalah meningkatkan kemahiran SDM dan transformasi usaha.

“Dengan meningkatkan kemahiran dalam mengoperasikan sistem daring, maka UMKM akan bangkit dengan cepat. Saat ini sudah ada sekitar 10 juta UMKM yang go digital atau 15 persen dari total keseluruhan 64 juta UMKM,” ucapnya.

Salah satu pemilik warung di Bekasi yang merupakan Agen 46, Slamet, merasakan sendiri manfaat dengan mengembangkan penjualan secara online dan menerima pengiriman barang yang dipesan di warungnya. Selama pandemi ini, Slamet menambah dua pegawai yang bertugas mengantar barang yang dipesan melalui aplikasi pesan singkat. 

“Akibat pandemi, pelanggan yang datang berkurang. Kami berupaya berinisiatif mempertahankan pelanggan dan usaha. Sekarang kami kirim barangnya. Pelanggan cukup WA atau telepon, kami kirim barangnya. Jadi (penjualan) kami hanya turun sebentar, setelah itu naik lagi. Beruntung juga karena BNI memilih saya sebagai Agen 46,” kata dia. 


Sumber: https://www.republika.co.id/berita/qodjx0416/digitalisasi-jadi-kunci-umkm-bertahan-di-masa-pandemi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka