Langsung ke konten utama

Semarang IKM Fashion Award 2021; Pendaftaran Ditutup 10 Februari

Gelaran Semarang Industri Kecil Menengah (IKM) Fashion Award 2021 sedang dalam tahap pendaftaran. Focus group discussion digelar bersama para perancang busana dan juri di Gedung Oudetrap, Kompleks Kota Lama, Rabu (3/2).

Pendaftaran telah dibuka mulai Januari 2021. Ditutup pada 10 Februari nanti. ''Di era pandemi ini kita tetap memberanikan diri beraktivitas. Tetap dengan kehati-hatian dan kewaspadaan,'' kata Kepala Dinas Perindustrian Kota Semarang, Mustohar.

Dia menjelaskan, ada tiga kekuatan untuk mengawal industri kreatif. Pertama adalah kreativitas, kemudian kolaborasi, dan digitalisasi. ''Mari bersama-sama menumbuhkan, lestarikan, dan dijaga,'' ucapnya.

Dalam gelaran Semarang IKM Fashion Award 2021, tidak terlepas dari tiga kekuatan tersebut. Kolaborasi, menurutnya, tidak hanya dari pemerintah. ''Termasuk akademisi, pelaku usaha, dan orang yang mahir di bidangnya. Kami jadikan dewan juri,'' tuturnya.

Pihaknya ingin menyemangati dan menggugah para pelaku industri kreatif, khususnya di bidang fashion. Merualam bentuk perhatian terhadap kreativitas mereka. ''Ini upaya menjaga komitmen. Pada 2017, Kota Semarang didapuk sebagai kota fashion. Kita kawal dan jaga,'' bebernya.

Peserta akan dipilih 30 besar dan berlanjut ke tahap berikutnya. Kemudian akan dipilih 10 besar. Para peserta akan mengikuti beberapa pelatihan. ''Ini adalah ajang inovasi kreativitas. Diharapkan pelaku industri busana mampu memnciptakan inovasi produk dengan kualitas tinggi,'' pungkasnya.


Sumber: https://www.suaramerdeka.com/regional/semarang/254016-semarang-ikm-fashion-award-2021-pendaftaran-ditutup-10-februari?page=3

Kata siapa UMKM tidak perlu melek keamanan siber (cybersecurity) ? Kami akan membahasnya bersama pak Didi Nurcahya, ITIL®, GSEC - di 16 Feb 2021, pastikan anda terdaftar di https://s.id/eventcerdas16feb .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...