Langsung ke konten utama

Pantang Menyerah, Kisah 2 Lansia yang Terus Berusaha Kembangkan UMKM

 UMKM

Setiap orang berhak mendapatkan akses mudah untuk berjuang dan belajar membangun sebuah UMKM. Termasuk para lansia, penyandang disabilitas, serta mantan narapidana. Tentu, memulai sebuah bisnis kecil membutuhkan keberanian dan ketekunan. Pasang-surut pun mungkin akan terjadi. 

Namun, kegigihan dan semangat mau belajar merupakan salah satu kunci dan modal kesuksesan para pelaku UMKM. Seperti Rosdiana Nainggolan, salah satu pedagang pasar tradisional di Pringgan, Medan, Sumatra Utara. Perempuan berusia 60 tahun ini telah melawati pasang-surut berjualan di pasar tersebut selama 30 tahun. 

Sayangnya, pandemi Corona memberi hantaman besar bagi usahanya. Rosdiana mengalami penurunan penjualan sebesar 70%. Untungnya, sang anak menyarankan Rosdiana untuk bergabung menjadi mitra merchant GrabMart usai mengetahui adanya kerja sama antara Grab PD Pasar Jaya di provinsi tersebut. 

“Awal berjualan online, pastinya memiliki banyak tantangan karena belum terbiasa sehingga saya menyerahkan semuanya ke anak untuk mengelola. Namun, sejak melihat pesanan yang datang melalui online tambah banyak, memotivasi saya untuk belajar sendiri mengelola pesanan di GrabMart. Sekarang saya sudah bisa terima dan layani sendiri pesanan online. Ternyata mudah pakai Grab,” jelasnya.

Sejak memanfaatkan teknologi tersebut, Rosdiana membuka lapangan pekerjaan baru bagi salah satu saudaranya yang kini membantunya berjualan. Mereka pun kini hidup mandiri di usia tua. 

Lain lagi kisah Puji Hartono, pria 65 tahun yang kerap disapa Cak Toni. Tadinya, Cak Toni bekerja sebagai kontraktor, namun gagal dalam salah satu proyeknya dan akhirnya meninggalkan utang ratusan juta. Di usianya yang sudah senja, Cak Toni kesulitan mendapatkan pekerjaan baru dan akhirnya berinisiatif untuk membuka bisnis kuliner kaki lima di Cirebon, pada 2016 lalu. 

Namanya, Nasi Bakar Cak Toni. Dalam lebih dari setahun, Cak Toni sudah bisa membayar lunas semua utangnya dan menyewa tempat untuk melanjutkan usahanya. Ternyata, keberhasilannya ini juga ada campur tangan dari sebuah teknologi mutakhir dari GrabFood. 

Meski usianya tak lagi muda, dia tidak mudah menyerah. Dia juga tidak malu untuk bertanya kepada karyawan bagaimana cara menggunakan layanan GrabFood.

"Saya juga mau terus belajar sendiri hingga akhirnya bisa. Untungnya aplikasi GrabMerchant ini mudah digunakan dan ada banyak tutorial buat ngebantu," ungkapnya. 

Kini, pesanan yang datang lewat GrabFood sangat membantu penjualan harian usahanya. Bahkan, omzet meningkat hingga 80%. Kini, Cak Toni juga sudah memiliki 29 karyawan dan membantu mereka menyelesaikan sekolahnya. 

Bagi Sahabat Fimela yang juga sedang mengembangkan bisnisnya, Grab Indonesia kini kembali membuka pendaftaran program pelatihan dan pendampingan #TerusUsahaAkselerator Batch 2. Peluang ini terbuka bagi ratusan UMKM Indonesia, khususnya kelompok terpinggirkan. 

Bagian dari program digitalisasi UMKM #TerusUsaha, pelatihan ini akan membina pelaku UMKM secara intensif selama 2 bulan bersama para pakar. Pendaftaran program ini akan dibuka dari tanggal 25 Januari hingga 7 Februari 2021 melalui www.grabforgood.id. 


Sumber: https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/4466203/pantang-menyerah-kisah-2-lansia-yang-terus-berusaha-kembangkan-umkm

Kata siapa UMKM tidak perlu melek keamanan siber (cybersecurity) ? Kami akan membahasnya bersama pak Didi Nurcahya, ITIL®, GSEC - di 16 Feb 2021, pastikan anda terdaftar di https://s.id/eventcerdas16feb .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka