Langsung ke konten utama

Startup Pencatatan Keuangan Makin Agresif Bantu UMKM

Ilustrasi/Bisnis - Endang Muchtar

Strategi perusahaan rintisan berbasis pencatatan finansial pada 2021 akan berkutat untuk mendorong digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan strategi membantu UMKM agar bisa naik kelas beklakangan makin urgen.

“Strategi mendigitalisasi UMKM akan bermanfaat sekali untuk mengembangkan bisnis turunannya dan syarat utama tentunya mengalirnya informasi sehingga data transaksi dan lainnya bisa dianalisa untuk pengembangan bisnis,” ujarnya pada Minggu (7/2/2021).

Edward melanjutkan bersumber dari data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah UMKM saat ini mencapai 64 juta.

Menurutnya, hal ini juga yang menyebabkan para investor sangat tertarik dengan startup pencatatan finansial karena ekonomi Indonesia yang digerakkan oleh pelaku UMKM memang sangat besar.

Sekadar catatan,  startup pengembang aplikasi pencatatan finansial untuk UMKM beberapa bulan terakhir aktif mengumumkan pendanaan terbarunya. Mulai dari Bukukas yang mengumumkan telah mendapatkan pendanaan seri A senilai US$10 juta atau setara Rp142 miliar yang dipimpin oleh Sequoia Capital India dan BukuWarung yang juga mengumumkan perolehan pendanaan baru dari Rocketship.vc yang tidak diumumkan nilainya.

“Bukukas mempunyai daya tarik yang sangat bagus dan viral dengan sendirinya, hal ini menjadi pertimbangan penting pemodal karena calon user mau mengunduh, menggunakan, dan tentunya pengembangan berikutnya bisa terbuka setelah pelaku UMKM ini terbiasa [dengan digital],” katanya.


Sumber: https://teknologi.bisnis.com/read/20210207/266/1353470/startup-pencatatan-keuangan-makin-agresif-bantu-umkm

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...