Langsung ke konten utama

Strategi Digitalisasi Siap Gerakkan Usaha Mikro Kecil Member Koperasi KBS di Jabodetabek

Strategi Digitalisasi Siap Gerakkan Usaha Mikro Kecil Member Koperasi KBS di Jabodetabek

 Koperasi Bakti Anak Betawai Sejahtera (KBS), sebuah wadah koperasi yang dikelola Forum Komunikasi Anak Betawi, menjalin kerjasama dengan PT Digikop Cipta Indonesia (DCI) untuk menigitalisasi bisnis KBS berikut 100 ribu anggotanya di Jabodetabek.

Penandatanganan nota kesepahaman kerjasama kedua pihak dilakukan di Jakarta, Jumat (29/1/2021).

PT DCI merupakan perusahaan penyedia platform khusus untuk mendukung pengembangan bisnis koperasi.

Koperasi Babe Sejahtera yang didirikan oleh para anggota Forum Komunikasi Anak Betawi saat ini terus melakukan konsolidasi kelembagaan dan bisnis maupun mendukung usaha-usaha para anggotanya.

H. Ismail, Ketua Koperasi KBS, menjelaskan organisasi yang menaungi koperasinya memiliki 12 DPD yang tersebar di Jabodetabek dengan total anggota diperkirakan hampir 100 ribu orang.

Menurut H. Ismail, kerjasama dengan PT DCI merupajan strategi efektif untuk memperkuat kelembagaan Koperasi KBS dan usaha-usaha bisnis para anggota. Banyak anggota koperasinya yang bergelut di berbagai usaha bisnis yang masuk kategori usaha mikro dan kecil.

“Kami ingin mengoptimalkan potensi besar ini dari sisi ekonomi. Melalui kerjasama ini, kami akan memulai Koperasi ini dengan menggiatkan aktivitas keuangan mikro syariah untuk membantu para usaha kecil seperti penjual nasi uduk, lontong sayur dan lainnya. Kita bantu permodalan dengan sistem bagi hasil keuntungan,” ujarnya.

Kerjasama antara Koperasi KBS dengan PT DCI ditandai dengan penandatangan memorandum of understanding (MOU) di Jakarta, Jumat (29/1/2001). Penandatangan MOU dilakukan oleh Ketua KBS H Ismail dan Direktur Utama PT DCI Nurlia Nafusa.

PT DCI saat ini  menjalankan program Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) di bidang digitalisasi koperasi. Kerjasama DCI dan Dekopin terjalin melalui penandatanganan MoU antara Ketua Umum Dekopin Nurdin Halid dengan Dirut PT Digital Wahana Asia pada 12 Juli 2020 di Jakarta.

Ismail berharap, program digitalisasi KBS ini akan mempermudah dan mempercepat sistem pengelolaan koperasi yang dipimpinnya.

Melalui platform digital yang dikembangkan PT DCI, semua transaksi dan informasi keuangan koperasi dapat dilakukan secara digital lewat aplikasi android yang disediakan.

Dirut PT DCI Nurlia Nafusa menyambut baik kerjasama dengan Koperasi KBS. Pihaknya siap mendukung Koperasi KBS untuk bertumbuh dan berkembang dalam bisnisnya secara digital.

“Kami sangat bangga dan antusias dapat bekerjasama dengan Koperasi KBS yang merupakan bagian dari Keluarga Besar Forkabi ini,” kata Nurlia Nafusa.

Digikopin memiliki tiga pilar layanan utama, yakni sebagai sistem transaksi antar merchant terdaftar melalui Wahana Pay, sistem pembayaran multi-guna lewat Jasa Pay, dan sistem perdagangan produk-produk dalam Warkop (Wahana Rumah Koperasi).

“Ketiganya dikerjasamakan dengan Koperasi dengan sistem bagi hasil sehingga sama-sama menguntungkan kedua pihak,” kata Nurlia.

Nurlia Nafusa menambahkan, perusahaan yang dipimpinnya akan mendigitalisasi proses penjualan usaha-usaha KBS dan anggotanya untuk memudahkan pencatatan keuangan (record financial) sebagai prasyarat untuk mendapat fasilitas kredit atau modal.

Selain itu, digitalisasi akan menambah aktivitas ekonomi melalui dwifungsi warteg.

“Jadi, warteg bukan hanya sebagai rumah makan, tetapi juga sebagai agen produk digital dan agen transfer,” demikian Nurlia Nafusa.


Sumber: https://www.tribunnews.com/metropolitan/2021/02/03/strategi-digitalisasi-siap-gerakkan-usaha-mikro-kecil-member-koperasi-kbs-di-jabodetabek?page=2

Kata siapa UMKM tidak perlu melek keamanan siber (cybersecurity) ? Kami akan membahasnya bersama pak Didi Nurcahya, ITIL®, GSEC - di 16 Feb 2021, pastikan anda terdaftar di https://s.id/eventcerdas16feb . 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...