Langsung ke konten utama

Gojek Ingin UMKM Indonesia Makin Canggih

Gojek Ingin UMKM Indonesia Makin Canggih

 Gojek yang berawal dari aplikasi penyedia transportasi online memperluas pasarnya dan memberi kontribusi lebih bagi perekonomian digital untuk UMKM.

Apalagi. pandemi yang menerpa masyarakat secara mendadak dan tidak semua siap beradaptasi, terutama bagi para pelaku UMKM di Indonesia. Padahal, UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.

Menteri Perdagangan Indonesia Muhammad Lutfi menyampaikan beberapa fakta menarik mengenai UMKM di konferensi pers “Tetap Melaju Bersama Gojek: Kilas Balik 2020 dan Tren Usaha 2021” (9/2/2021). Dia menyatakan bahwa terdapat 3,2 juta UMKM yang telah onboarding  per 15 November 2020.

“Upaya penguatan kapasitas UMKM tidak akan berjalan lancar tanpa kolaborasi dan kerjasama yang kuat dari seluruh pihak terkait. Untuk itu, pemerintah saat ini melakukan berbagai program yang bersifat lintas sektor dan bekerjasama dengan swasta untuk menjaga roda perdagangan terus berjalan," ujarnya.

Pihak yang turut berkontribusi dalam peningkatan jumlah dan kualitas UMKM di Indonesia ini adalah Gojek. Berdasarkan pernyataan dari Shinto Nugroho, Chief of Public Policy & Government Relations Gojek, 92 persen UMKM yang telah menjadi mitra Gojek lebih cepat beradaptasi di era pandemi COVID-19.

Lantas, kontribusi apa saja yang telah dilakukan oleh Gojek untuk menguatkan kapasitas dan pemberdayaan UMKM di Indonesia?

1. Memanfaatkan teknologi untukmeningkatkan inovasi

Gojek menyediakan banyak fitur dan inovasi baru untuk mengakomodasi pelaku usaha menjalankan bisnisnya. Banyak solusi yang ditawarkan oleh aplikasi ini.

Dari segi pemasaran, Gojek menyediakan GoFood dan GoStore.  Untuk membantu pemrosesan online, Gojek menyediakan Selly, aplikasi chat otomatis. Selly memudahkan penjual berkomunikasi dengan konsumen agar lebih profesional dan cepat.

Kemudian terdapat berbagai layanan pembayaran digital seperti GoPay dan Midtrans yang menjadi metode pembayaran instan bagi konsumen.

Selain itu, GoSend hadir untuk mengatasi masalah seputar layanan pengiriman barang instan. Layanan operasional yang dirilis Gojek seperti GoBiz, GoFresh, dan Moka juga membantu para pelaku usaha agar bisnisnya lebih efisien dan teratur.

Semua teknologi ini mendorong UMKM untuk memanfaatkan platform digital sebaik mungkin karena preferensi konsumen berbelanja di ranah digital akan meningkat. Kebutuhan teknologi dan inovasi yang telah dibuat oleh Gojek didasarkan oleh data pendukung yang kuat. Maka dari itu, manfaat dari tiap layanan tidak perlu diragukan lagi karena semua layanan memiliki fungsi dan tujuan yang sama pentingnya. 

2. Menyediakan sarana pelatihan dan networking

Sumber Daya Manusia (SDM) masih menjadi masalah utama yang perlu diperhatikan apabila ingin beradaptasi di sektor digital usaha, menurut laporan dari Google. Maka dari itu, Gojek berinisiatif membentuk banyak komunitas sebagai wadah untuk melatih dan berbagi pengalaman dengan sesama pemilik usaha.

Beberapa komunitas yang telah dibentuk adalah seperti Komunitas Partner GoFood (KOMPAG), A Cup of Moka (ACOM), Bincang BIsnis, Temu Midtrans, dan Komunitas Laris Manis.

Komunitas ini terdiri dari berbagai jenis usaha mulai dari online atau offline. Gojek juga turut mengundang para ahli di bidangnya untuk berbagi ilmu dengan para pemilik usaha.

Gojek sendiri juga merilis ebook panduan sebagai upaya untuk terus memajukan UMKM di Indonesia, yang dapat diakses di sini.

"Diharapkan, UMKM di Indonesia dapat terus relevan dan dapat mengikuti perkembangan teknologi. Gojek hadir untuk memberi pembelajaran dalam komunitas dan juga menyediakan teknologi yang siap sedia membantu tujuan ini, ujar Nova Tandjung, Head of Merchant Platform Business Gojek.


Sumber: https://uzone.id/gojek-ingin-umkm-indonesia-makin-canggih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...