Langsung ke konten utama

Pemkot Palu Dorong UMKM Kembangkan Produk Berbahan Lokal

Buah Sukun (Ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah, mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM mengembangkan produk berbahan baku lokal yang memiliki nilai jual tinggi. Tujuannya untuk mendukung peningkatan produksi."Bahan baku lokal sangat potensial dan bahkan memiliki nilai ekspor. Kendalanya, kelompok usaha belum berani mengembangkan bahan-bahan lokal untuk menjadi produk unggulan selain bawang goreng," kata Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Tenaga Kerja Kota Palu Setyo Susantosaat dihubungi di Palu, Rabu (22/1).
Menurut dia, salah satu bahan lokal yang memiliki nilai ekspor yakni buah sukun. Buah sukun ini bisa diolah menjadi tepung untuk bahan baku kuliner dan lainnya.
Sebelumnya, Wali Kota Palu Hidayat mengatakan kelompok usaha produktif menjadi prioritas Pemkot Palu yang tertuang dalam misi ketiga yakni menciptakan kelurahan inovasi melalui pemberdayaan kelompok usaha. Setyo menjelaskan pemerintah setempat serius mendorong kelompok usaha produktif mengembangkan produk-produk unggulan berbahan baku lokal.
Pemkot telah menyediakan dana Rp 10 miliar melalui APBD2020 untuk pengembangan sektor UMKM. "Kita ingin produk usaha selalu dinamis, dalam artian harus memiliki kreativitas dan inovasi dalam menciptakan suatu produk yang cepat diserap masyarakat," harap Setyo.
Pemkot Palu menginginkan ekonomi kerakyatan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi daerah melalui berbagai pengembangan kelompok usaha baik di sektor pertanian, peternakan, kerajinan, kuliner dan lainnya. Dia menilai produk berbahan baku lokal memiliki daya tarik bagi konsumen jika pengolahan dan kemasannya berkualitas, maka akan berdampak terhadap penjualannya.
"Pemerintah sudah menyiapkan pasar, bahkan Pemkot Palu juga bekerja sama dengan gerai Alfamidi untuk menjual produk-produk lokal unggulan milik kelompok UMKM. Pengembangan kelompok usaha produktif diintervensi dengan bantuan peralatan dan bahan dengan harapan mereka langsung melaksanakan kegiatan produksi sebagai stimulan," kata Setyo.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka