Langsung ke konten utama

Pimpinan Soetech Temui Menristek untuk Diskusikan Digitalisasi Bisnis

Pimpinan Soetech Temui Menristek untuk Diskusikan Digitalisasi Bisnis
JAKARTA - Terkait perubahan strategi bisnisnya menjadi digital, Abigail Aryaputra Sudarman, CEO Soetech, berencana temui Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro.

“Terkait rencana tersebut, kemarin saya sudah bertemu perwakilan dari trade organisation salah satu negara ASEAN, selanjutnya Menristek, Deputi Bekraf dan para perwira tinggi. Menristek sih sudah kami hubungi , sementara Bekraf masih menunggu jawaban dari pak Hari Sungkari selaku deputi infrastruktur Bekraf," ujar Abigail di Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Pertemuan tersebut ditujukan untuk memastikan bahwa strategi baru ini sesuai dengan peraturan pemerintah, dan benar-benar akan memberi impact positif bagi masyarakat. Juga untuk mendapatkan dukungan dari lembaga pemerintah.

Abigail berharap CV Soedarman Technologies bisa mendapatkan bantuan lain seperti data, saran, relasi dan bantuan material maupun immaterial lainnya.Abigail Aryaputra selaku CEO, juga akan menghubungi Menteri Keuangan Sri Mulyani.
“Ya, kita juga punya komunikasi dengan Menkeu. tapi hanya sebatas via email saja. belum ada rencana pertemuan,” imbuh Abigail.

Diskusi dengan Kementerian Keuangan adalah perihal bagaimana strategi digital ini dapat mempengaruhi ekonomi Indonesia secara garis besar, mengingat perubahan strategi bisnis ini mempermudah seluruh masyarakat Indonesia menjadi pekerja lepas baik itu anak yang putus sekolah sampai kaum difabel.

“Mempermudah masyarakat menengah ke bawah, kaum difabel dan para pelaku usaha kecil adalah saran dari pak menristek Bambang Brodjonegoro. Beliau menyampaikan langsung kepada saya via whatsapp. Jadi poin tersebut tidak akan kami lewati," katanya.

Perubahan strategi ini diharapkan menjadi turning point perusahaan. Langkah yang diambil cukup besar dan berisiko tinggi, dan untuk menghadapi risiko tersebut tidak hanya butuh keseriusan pihak internal perusahaan, namun juga butuh bantuan lain dari pihak eksternal seperti contoh pemerintah, klien dan relasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka