Langsung ke konten utama

Investree Mulai Kembangkan Bisnis di Filipina

Kasus penipuan Fintech (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan financial technology Investree akan memulai kerja sama dengan perusahaan holding terbuka ternama di Filipina, Filinvest Development Corporation (FDC). Keduanya meresmikan kolaborasi ini dengan melakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman Kerja Sama di Manila, Filipina, pada awal pekan lalu.

CEO Investree, Adrian Gunadi menyampaikan kolaborasi ini bertujuan untuk memberdayakan para UKM di Filipina. Sekaligus membuktikan bahwa Investree mampu bekerja sama dengan sebuah konglomerasi terbuka (listed) dan memiliki reputasi tinggi di kancah regional.

"Lebih jauh lagi, hal ini juga memberikan kesempatan bagi khalayak yang terlibat untuk menjadi bagian dari kisah pertumbuhan UKM di ASEAN," katanya dalam siaran pers, Kamis (23/1).

Dalam kolaborasi ini, Investree akan memberikan keahlian dan pengalaman dalam hal penyediaan solusi bisnis bagi UKM dengan basis fintech. Sedangkan FDC sebagai organisasi mapan di bidang properti, layanan keuangan, hingga infrastruktur akan menyediakan pengetahuan lokal dan ekosistem yang kuat.

Adrian percaya dengan pengalaman dan jaringan yang dimiliki oleh FDC, Investree mampu mendorong perkembangan UKM di Filipina sama dengan yang telah Investree lakukan di Indonesia. Director, President & CEO Filinvest Development Corporation (FDC), Lourdes Josephine Gotianun Yap juga mengaku menantikan kerja sama ini.

Menurutnya, FDC optimistis sinergi akan menciptakan solusi bernilai tinggi yang mampu mengatasi berbagai tantangan yang terus dihadapi oleh UKM hingga kini.
Terkait potensi bisnis, sebesar 99,6 persen dari bisnis yang terdaftar di Filipina merupakan UKM dan memperkerjakan lebih dari 70 persen tenaga kerja di sana pada 2018.

Inilah yang berusaha dieksplorasi lebih lanjut oleh Investree dan FDC ke depannya. Hingga awal bulan Januari 2020, Investree berhasil membukukan catatan total fasilitas pinjaman Rp 4,46 triliun dan nilai pinjaman tersalurkan Rp 3,33 triliun dengan rata-rata tingkat pengembalian (return) 16,1 persen per tahun.

sumber: https://www.republika.co.id/berita/q4m75l368/investree-mulai-kembangkan-bisnis-di-filipina

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...