Langsung ke konten utama

Revolusi Industri 4.0 Mencengkeram Generasi Muda?


Peradaban bangsa ini merupakan karya-karya akumulatif dari antar generasi, perjalanan sejarah bangsa ini juga tidak lepas dari peran penting pemuda Indonesia dari berbagai pelosok negeri untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik ini. Kini narasi sebutan yang mainstream bagi generasi muda dikenal dengan sebutan generasi milenial, keren memang tapi entah siapa yang berhasil mencetuskan istilah ini.Namun pertanyaan kerap kali muncul dibenak publik (masyarakat) bahwa kehadiran generasi muda hari ini banyak yang mempertanyakan keberadaannya. Hingga stigma masyarakat terhadap generasi milenial tau-taunya cuman suka bikin onar, suka mabuk-mabukan dll.
Generasi muda kini dicengkram dengan era revolusi industri 4.0 dimana era ini memang banyak mengubah paradigma para generasi. Misalnya, generasi zaman old dulu tidak banyak bermain gadget, media sosial seperti Instagram dll.
Revolusi industri 4.0 ini menjajah generasi muda menjadi semakin generasi semrawut, hingga dengan sebutan generasi micin. Padahal masa depan bangsa ini ada ditangan para generasi muda, jika kata Bung Karno “berikan aku sepuluh pemuda, niscaya akan guncangkan dunia”.
Apakah revolusi industri 4.0 ini hanya datang untuk membuat para pemuda menjadi generasi beban bangsa? Ah, mungkin saja begitu. Seharusnya kita sebagai generasi muda bisa melek dengan keadaan ini, bukan kemudian kita merasa seolah-olah tidak dijajah oleh bangsa luar.Seperti halnya, mulai dari memiringkan gadgetnya hingga meluapkan emosinya ketika kalah maen game, kata kata tidak senonoh pun keluar dari bibirnya untuk melampiaskan kemarahannya ketika jaringan tidak stabil, penulis bukan gak suka dengan orang suka main game tetapi generasi muda ketika kebiasaan maen game cenderung apatis terhadap bangsanya sendiri.
Saat ini dapat kita lihat, banyaknya kasus yang terjadi pada generasi muda seperti narkoba, kejahatan, pergaulan bebas, dan lain sebagainya. Peran dari generasi muda sangat-sangatdibutuhkan untuk melanjutkan dan/atau mewujudkan cita-cita bangsa ini, yang telah diperjuangkan dengan penuh berdarah darah oleh para pahlawan-pahlawan terdahulu. Masalah-masalah yang sudah ada bahkan yang akan datang, penting bagi masyarakat Indonesia terutama para pemuda dan mahasiswa untuk meningkatkan dan memperbaiki produktifitas kita sebagai bangsa Indonesia.
Semakin masuk ke dalam perkembangan zaman yang semakin modern, sebgian anak muda saat ini mulai terkikis nilai moral dan akhlaknya. Apalagi Indonesia sebentar lagi akan mendapatkan generasi muda yang sangat banyak dan pastinya diharapkan generasi yang produktif. Zaman yang semakin modern ini sehaarusnya generasi muda memliki moral dan akhlak yang lebih baik lagi.
Dari sekarang ayo kita mulai mempersiapkan pendidikan untuk kita dan generasi berikutnya agar mereka mampu memiliki moral dan akhlak yang baik dan mempertahan identitas bangsa yang berbudi luhur. Betapa pentingnya generasi muda bagi suatu bangsa terlebih bangsa yang besar seperti Indonesia.
Jika suatu bangsa memiliki generasi muda yang baik maka bangsa itu akan baik juga begitupun sebaliknya. Masa muda adalah masa-masa yang produktif di mana masih adanya semangat muda yang masih menggelora dan memiliki kreatifitas yang tinggi yang mampu menjadi tonggak dari sebuah bangsa.
Saya fikir dan yakin generasi muda saat ini mampu mewujudkan harapan bangsa, jika diberikan dan/atau dipersiapkan tentang pendidikan moral dan akhlak yang baik dan benar untuk generasi muda. Jika diberi fasilitas yang cukup dan pendidik yang mumpuni, saya yakin generasi muda pasti menjadi generasi bangsa  yang produktif untuk ke depannya.
Faktor dari lingkungan juga sangat mempengaruhi para individu generasi muda, entah dari keluarga atau masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan yang pertama dalam membentuk perilaku atau karakter dari seorang anak atau dengan kata lain sebagai pagar utama bagi anak. Sedangkan lingkungan masyarakat, menentukan bagaimana generasi ke depannya dari situasi yang terjadi. Apabila lingkungan masyarakat baik maka generasi muda ini pun turut menjadi baik, begitu pun sebaliknya.
Mungkin untuk saat ini sulit dalam melakukan persiapan untuk generasi muda. Tapi, bila kita lakukan secara kolektif dan saling berkolaborasi demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia semua bisa terlaksana dan kita akhirnya berhasil mewujudkan harapan bangsa yang ada pada Sumpah Pemuda.
Maka dari itu, penulis ingin mengajak para generasi muda dengan adanya revolusi industri 4.0 ini  mari jadikan momentum bagi kita untuk menjadi generasi bangsa yang produktif, buatlah para pejuang yang telah gugur dimedan perjuangan bangsa ini bangga dan tersenyum bahagia karena melihat generasinya bisa membawa Indonesia maju dan berkembang.
Mari kita bangun pribadi diri kita sendiri agar kita pantas menjadi generasi muda penerus bangsa. Kita mulai dari hal-hal yang kecil, seperti bertanggungjawab dengan pekerjaan-pekerjaan yang kita lakukan sehari-hari. Dari hal yang kecil itu, kita bisa membangun kepercayaan orang lain kepada kita. (*)
* Penulis Moh. Nuruddin, Mahasiswa IAI Nazhatut Thullab Sampang Semester Lima dan mengambil Jurusan Hukum Keluarga Islam, dan sekarang masih aktif di Organisasi PMII sebagai Ketua Komisariat PMII Trunojoyo IAI Nazhatut Thullab masa khidmat 2020/2021





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka