Langsung ke konten utama

Jepang Siap Kembangkan 6G, Robot Bisa Rawat Manusia dari Jauh?


JAKARTA, AYOBANDUNG.COM – Jepang siap mengembangkan konektivitas 6G yang kecepatannya diharapkan 10 kali dari 5G. Hal itu berarti jaringan 6G di Jepang bisa mencapai sekitar 50 hingga 100 Gbps. Menurut laporan dari Nikkei, Jepang telah merencanakan strategi komprehensif untuk teknologi "post-5G" atau 6G.

Mereka mengklaim bahwa kecepatan jaringan 6G di tahun 2030 bisa mempunyai kecepatan 10 kali lipat lebih tinggi jika dibandingkan dengan konektivitas 5G saat ini. Laporan tersebut menyatakan bahwa Cina, Korea Selatan, dan Finlandia telah memulai penelitian serta pengembangan pada segmen yang sama. Secara mengejutkan, Jepang terlihat "lambat" dalam mengadopsi teknologi 5G.

Itu sebabnya Jepang ingin menebusnya dengan dorongan awal yang lebih cepat untuk menuju 6G. Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang akan membentuk penelitian berbasis masyarakat-pemerintah pada Januari 2020 di bawah pimpinan Universitas Tokyo Goshinjin. Orang-orang dari NTT (Nippon Telegraph and Telephone) dan Toshiba juga akan diundang dalam pembahasan lebih lanjut mengenai kinerja jaringan 6G pada bulan Juni 2020. Dikutip dari Gizmochina, Jepang mengklaim bahwa teknologi "post-5G" atau 6G dimungkinkan untuk menggambarkan masyarakat masa depan. Gambar stereoskopis individu akan muncul dari ruang konferensi (video virtual 3D) dan robot yang bisa merawat orang dari jarak jauh. Jepang akan menginvestasikan 2 miliar dolar AS atau Rp27,3 triliun dalam tahap awal penelitian dan pengembangan jaringan 6G.

sumber: https://www.ayobandung.com/read/2020/01/22/77152/jepang-siap-kembangkan-6g-robot-bisa-rawat-manusia-dari-jauh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...