Langsung ke konten utama

Operator Seluler Minta Kepastian Regulasi 5G di Ibu Kota Baru

Kondisi jalan di wilayah ibu kota baru di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, 17 Desember 2019, yang licin saat hujan. Tempo/Friski Riana
TEMPO.COJakarta - PT Hutchison 3 Indonesia meminta kepastian regulasi frekuensi dan ekosistem sebelum menghadirkan 5G di ibu kota baru di Kalimantan Timur. Wakil Presiden Direktur Tri Indonesia Danny Buldanysah mengatakan sejauh ini operator seluler telah siap untuk mengembangkan 5G, termasuk di ibu kota baru.
Pasalnya, sejak tahun lalu operator seluler terus menggenjot uji coba 5G baik di pita frekuensi millimeter wave 28 GHz, maupun di frekuensi rendah 3,5 GHz. Hanya saja yang menjadi persoalan, sambungnya, adalah kesiapan ekosistem 5G di ibu kota baru. 
Dia mempertanyakan penetrasi perangkat pendukung 5G seperti gawai dan jumlah pengguna gawai 5G di Ibu kota baru nantinya.
Di samping itu, keberadaan alat sensor yang mendukung untuk teknologi 5G juga menjadi perhatian sebab, meskipun jaringan 5G sudah tersedia di sana, jika belum terdapat perangkat yang mengadopsi teknologi tersebut, akan menjadi tantangan dalam mengembangkan 5G.
“Kemudian apakah regulasi spektrumnya seperti apa? Jika ekosistem dan regulasi sudah ada, secara finansial dan kapabilitas operator selular lebih siap,” kata Danny kepada Bisnis, Minggu, 19 Januari 2020.
Danny menambahkan pembangunan jaringan 5G di ibu kota baru akan berlangsung lebih mudah dibandingkan dengan di daerah yang telah banyak bangunan. Sebab di daerah baru peta pembangunan masih kosong dan mudah dalam menentukan pembangunan menara serta peletakan serat optik.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan pemerintah akan menghadirkan infrastruktur telekomunikasi 5G di ibu kota baru untuk mendukung ibu kota negara menjadi kota cerdas. Bahkan, Johnny berharap implementasi 5G dapat terealisasikan di Indonesia sebelum Ibu Kota Baru resmi beroperasi.
“[Teknologi] 5G sudah harus bisa diimplementasikan paling lambat di ibu kota negara, tapi sebelum-sebelumnya juga pasti akan lakukan untuk beberapa industri real estat yang bisa menggunakan 5G,” kata Johnny.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka