Langsung ke konten utama

Kemendag Dorong Digitalisasi Pembayaran di Pasar Tradisional

Kemendag Dorong Digitalisasi Pembayaran di Pasar Tradisional.

Kementerian Perdagangan berencana merevitalisasi pasar tradisional dari sisi non-fisik. Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan mendorong digitalisasi pembayaran nontunai ataucashless di pasar tradisional. Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan, revitalisasi pasar non-fisik bertujuan untuk menyetarakan pasar tradisional agar bisa bersaing dengan pasar modern. Langkah ini juga diharapkan dapat melindungi pasar tradisional sebagai sumber perekonomian masyarakat."Ini hal-hal yang sifatnya bisa memberdayakan ketahanan dan kemampuan pasar seiring berkembangnya zaman," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (23/1). Selain digitalisasi pembayaran, pemerintah bakal membuat pelatihan dan acara yang dapat memberdayakan pasar. Pemerintah pun akan mendukung pola distribusi melalui kerja sama dengan BUMN. Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ferry Juliantono menyambut baik upaya pemerintah dalam merevitalisasi pasar tradisional. Menurutnya, rencana tersebut dapat memproteksi pasar tradisional di tengah gempuran pasar modern. "Itu kan juga merupakan bagian dari janji kampanye Presiden dan tentu kita harus mendukung program revitalisasi pasar," katanya. Ferry pun meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membuat rancangan Undang-undang (UU) tentang Pasar. Alasannya, payung hukum untuk pasar saat ini masih berupa Peraturan Presiden (Perpres) dan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag). Ferry menilai kedua aturan tersebut belum cukup untuk memproteksi pasar tradisional. "Oleh karena itu kami mewacanakan untuk membuat RUU tentang Pasar," ucap dia. Sebagai informasi, Kementerian Perdagangan hingga saat ini telah merevitalisasi sekitar 5.248 pasar tradisional hingga 2019. Adapun proses revitalisasi pasar dilakukan Kemendag bersama Kementerian PUPR, Kementerian Desa dan PDTT, Kementerian Kesehatan, Kementerian Koperasi dan UKM, serta BPOM.

sumber:https://katadata.co.id/berita/2020/01/23/kemendag-dorong-digitalisasi-pembayaran-di-pasar-tradisional

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...