IBARAKI - Langkah penggunaan transportasi massal berbasis kendaraan otonom, menjadi wacana pemerintah Indonesia dalam membangun Ibu Kota Baru nanti. Kendaraan tanpa pengemudi tersebut menjadi pilihan, mengingat konsep pembangunan kawasan Ibu Kota Baru yang dibuat berkonsep sebagai kota cerdas serta hijau.
Pemerintah Indonesia mungkin bisa mengambil contoh penerapan transportasi umum berbasis otonom tersebut, dari langkah yang dilakukan otoritas kota Sakai, Ibaraki, Jepang. Otoritas kota tersebut mulai menggunakan kendaraan otonom sebagai transportasi umum, dalam wilayah pusat kota mulai April 2020 nanti, seperti dilansir dari laman NHK.
Kendaraan otonom ini akan dikelola oleh SB Drive, anak perusahaan Grup SoftBank yang sedang giat mengampanyekan penggunaan kendaraan otonom di negara tersebut. Unit kendaraan Navya Arma buatan Prancis menjadi pilihan dalam program ini, dengan kemampuan mengangkut 15 orang dalam kabin, termasuk 11 penumpang duduk.
Rangkaian penggerak Navya Arma berbekal kombinasi motor penggerak ganda berkekuatan 25 kW atau sekitar 33 hp, yang dapat melaju kecepatan maksimal mencapai 25 Kpj. Paket baterai dalam mobil otonom ini berkapasitas penuh 33 kWh, dengan kemampuan pengisian ulang mencapai 90 persen dalam 4 jam. Interior kendaraan ini memiliki fasilitas seperti pendingin udara, layar informasi berukuran 15 inci, kamera keamanan, dan perangkat penanganan situasi darurat. Kendaraan ini juga dilengkapi akses berupa ramp bagi penumpang berkebutuhan khusus, sementara pintu masuknya menggunakan sistem geser di bagian tengah.
SB Drive menjalankan operasi perjalanan ini dengan bantuan sistem operasi dari Macnica, yang mengendalikan dari jarak jauh. Dalam situasi darurat, terdapat juga sistem pengereman manual di kabin penumpang, serta seorang petugas pengawas pada setiap perjalanan yang dilakukan.
Rute yang ditempuh mobil ini mencapai lima kilometer dalam sekali perjalanan dalam wilayah pusat kota Sakai. Otoritas pemerintah kota itu menyebut menanamkan investasi sebesar 52 juta Yen atau sekitar Rp65,1 miliar rupiah untuk menjalankan sistem transportasi ini dalam jangka waktu lima tahun ke depan.
Komentar
Posting Komentar