Langsung ke konten utama

Hidupkan UMKM Center, Dinkop UKM Jateng Buat Ruang Kolaborasi Pengembangan Usaha

Ema Rachmawati

Semarang, Idola 92,6 FM – Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah memiliki UMKM Center di Srondol Semarang, yang menampilkan beragam produk pelaku usaha di provinsi. Namun, keberadaan UMKM Center dirasa belum maksimal, sehingga dikembangkan ruang kolaborasi dengan nama Hetero Space.
Kepala Dinkop UKM Jateng Ema Rachmawati mengatakan Hetero Space ini merupakan bentuk kerja sama pemerintah dengan Impala Space, dalam rangka memberikan ruang kolaborasi kepada pelaku UMKM dan start-up bisnis yang akan memulai bisnis secara digital. Melalui Hetero Space ini, akan menggali talenta dari pelaku UMKM yang akan memulai bisnis secara online.
Ema menjelaskan, Hetero Space akan menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak yang berkompeten di bidangnya. Di antaranya adalah Bank Indonesia untuk pengembangan UKM pangan, BRI dalam upaya peningkatan kapasitas UKM naik kelas dan literasi keuangan yang akan diberikan Jamkrida.
Menurutnya, Hetero Space akan berjalan hingga setahun ke depan dengan materi berbeda setiap harinya.
“Untuk UKM juga harus didorong mulai go online. Kita membantu memberi pembelajaran dan mendampingi UKM untuk go online, karena mau engga mau untuk diarahkan go online itu tujuannya. Jadi, kita lebih ke pembelajaran dan pendampingan teman-teman UKM. Targetnya adalah setiap hari selama setahun. Jadi, teman-teman UKM bisa memanfaatkannya,” kata Ema, Kamis (30/1).
Audio Player
Lebih lanjut Ema menjelaskan, dengan Hetero Space maka UMKM Center didesain layaknya co-working space yang bisa dimanfaatkan pelaku UMKM ataupun start-up bisnis tanpa harus membangun sebuah gedung perkantoran.
“Semua orang dari berbagai latar belakang, tidak hanya pelaku UKM bisa menggunakan fasilitas di UMKM Center. Biaya sewanya hanya Rp25 ribu per hari selama 24 jam, lebih murah dan banyak keuntungan yang didapat,” pungkasnya. (bud)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...