Langsung ke konten utama

Hadiri WEF 2020, Menteri AGK Siap Beberkan Strategi RI Masuki Industri 4.0

Hadiri WEF 2020, Menteri AGK Siap Beberkan Strategi RI Masuki Industri 4.0
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dijadwalkan melakukan kunjungan kerja dalam rangka menghadiri Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) di Davos, Swiss, pada 20-23 Januari 2020. Melalui agenda ini, diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap kesiapan Indonesia memasuki era industri 4.0 sekaligus merebut peluang untuk peningkatan investasi di sektor industri.



“Indonesia telah meluncurkan roadmap Making Indonesia 4.0 sebagai aspirasi untuk merevitalisasi industri manufaktur di Tanah Air. Inisiatif ini akan memanfaatkan teknologi industri 4.0 dalam perangkat utama produksinya guna memacu daya saing secara lebih efisien,” kata Menperin sesuai keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin (20/1).
Menperin menyebutkan, selain akan menjadi pembicara pada sejumlah diskusi panel dalam rangkaian kegiatan WEF 2020, dirinya juga bakal melakukan pertemuan dengan para pelaku industri skala global dan Kepala Eksekutif WEF, Klaus Schwab. “Kami akan turut pula menghadiri acara pembukaan Indonesia Pavilion,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Agus akan menyampaikan komitmen Pemerintah Indonesia dalam upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif, khususnya bagi keberlangsungan sektor industri. “Misalnya dengan kemudahan izin usaha serta pemberian insentif fiskal dan nonfiskal,” jelasnya.
Apalagi, pemerintah saat ini memfasilitasi pemberian insentif super deduction tax untuk mendorong pelaku industri agar terlibat dalam pengembangan pendidikan vokasi dan kegiatan litbang. “Kami berharap peningkatan investasi ini guna memperkuat struktur manufaktur di dalam negeri, terjadinya transfer teknologi, serta menghasilkan produk substitusi impor sekaligus memacu ekspor,” sebutnya.
Lebih lanjut, sesuai tekad Presiden Joko Widodo pada periode keduanya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai program prioritasnya, Menperin menegaskan, pihaknya sudah proaktif melaksanakan berbagai program seperti peluncuran pendidikan vokasi yang link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri di berbagai daerah.
“Selain itu, mengadopsi dual system dalam pendidikan vokasi industri di seluruh unit pendidikan yang dimiliki Kementerian Perindustrian. Kami pun memfasilitasi pendirian politeknik dan akademi komunitas di kawasan industri, kemudian adanya pemberian sertifikasi kompetensi untuk pekerja industri, serta menyiapkan SDM industri dalam menghadapi era industri 4.0,” paparnya.
Bahkan, Kemenperin sedang mendirikan Digital Capability Center di Jakarta sebagai pusat inovasi dan pengembangan industri 4.0. “Visinya sebagai pusat adopsi industri 4.0 di Indonesia dan jendela dunia bagi pengembangan Industri 4.0 di Indonesia,” imbuhnya.
Pusat Inovasi Digital Indonesia (PIDI) 4.0 itu juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pelaku industri nasional terhadap perkembangan industri 4.0. Tujuannya antara lain untuk membangun kapabilitas mereka, menghubungkan dengan stakeholder terkait, mendukung implementasi industri 4.0, serta menjadi pusat riset dan percobaan untuk inovasi dan teknologi baru.
“Sebagai upaya untuk mendorong penerapan industri 4.0, kami telah meluncurkan INDI 4.0 untuk mengukur tingkat kesiapan industri di Indonesia terhadap implementasi industri 4.0,” ujar Agus. Di samping itu, Kemenperin telah mengajak pelaku industri kecil dan menengah (IKM) untuk bisa go digital melalui program e-Smart IKM.
Menteri AGK menambahkan, pihaknya akan mengajak stakeholder dan pelaku industri yang menghadiri WEF 2020 untuk bisa berpartisipasi pada ajang Hannover Messe yang digelar pada bulan April nanti. Sebab, Indonesia menjadi official partner country di pameran teknologi industri yang bergengsi di tingkat dunia tersebut.
“Hannover Messe 2020 akan menjadi momentum untuk menunjukkan kemampuan sektor manufaktur Indonesia, khususnya mengenai transformasi menuju era industri 4.0. Selain itu, untuk merangkul investor global,” pungkasnya. Tema paviliun Indonesia di Hannover Messe 2020 adalah “The Journey of Making Indonesia 4.0”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...