Langsung ke konten utama

PGN Terapkan Digitalisasi Tingkatkan Efisiensi Operasional


 PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai bagian dari BUMN dan Holding PT Pertamina (Persero) melaksanakan sinergi antar BUMN lainnya dalam upaya membangun negeri, melalui pembangunan infrastruktur dan memberikan pelayanan gas bumi di seluruh sektor.

 PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus mengembangkan inovasi melalui penerapan digitalisasi meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja operasional melalui skema Share Service Integrasi Data. Direktur Komersial PGN Faris Aziz dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, menjelaskan pentingnya share service untuk memantau pengelolaan gas bumi di sepanjang rantai nilai gas bumi di seluruh anak usaha BUMN itu.

Dengan kemampuan pemantauan pengelolaan gas bumi yang dilakukan dalam dua sistem, yaitu sistem informasi terintegrasi dan dashboard gas nasional, maka akan mempercepat pengambilan keputusan dan pengembangan di seluruh mata rantai bisnis gas bumi.

"Setelah melalui proses analisa, skema share service sebagai bentuk sistem informasi penyaluran gas PGN yang terintegrasi bernama SIPGas dan dikendalikan di level Gas Management atau Pipeline Management. Share Service SIPGas bertujuan untuk mengoptimalkan aset yang dimiliki, efisiensi biaya operasi dan maintenance (pemeliharaan) yang ada di anak perusahaan PGN," jelasnya.

Pada sistem skema informasi terintegrasi, PGN dan anak perusahaan telah melakukan inventarisasi terlebih dahulu dengan mempertimbangkan berbagai aspek mulai dari kehandalan, validitas, kesesuaian dengan SOP, efektivitas biaya dan waktu, akurasi, konsistensi, koneksi, hingga personil yang akan menggunakan tools shared service. Dari aspek-aspek yang dipertimbangkan, menghasilkan sistem-sistem operasional seperti Field Instruments, Operation Controller, Telecommunication, SCADA, dan Database Collecting."Lingkup Share Service Integrasi Data SIPGas ada tiga, yaitu Pre Gas Delivery, Gas Delivery, dan Post Gas Delivery," imbuh Faris.

Pre Gas Delivery mencakup informasi data terkait kegiatan dan konfirmasi yang dilakukan melalui tools SIPGas, contohnya perencanaan penyaluran gas. Sementara itu, Gas Delivery mencakup informasi data realtime dari titik serah dan terima kemudian dikirimkan ke dalam SIPGas secara otomatis, contohnya operasi penyaluran gas dan pengelolaan gangguan.

Terakhir, Post Gas Delivery mencakup informasi pelaporan dan validasi data yang dilakukan oleh Pertagas melalui perangkat yang tersedia dalam SIPGas. Ada pun dashboard nasional PGN dan anak usaha merangkup seluruh operasi bisnis subholding gas dari hulu hingga hilir.

Anak usaha yang terintegrasi dengan SIPGas yakni PGN LNG, PT Nusantara Regas, PT Transportasi Gas Indonesia (TGI), PT Pertamina Gas, PT Pertamina Gas Niaga, dan PT Kalimantan Jawa Gas (KJG). Sedangkan pendistribusian gas sampai ke pelanggan dikelola dan Gas Distribution Mangement Regional (GDMR) I, I, III PGN dan PT Gagas Energi Indonesia selaku anak usaha yang menyediakan produk gas bumi tanpa infrastruktur pipa yaitu Gaslink.

Setelah tahapan pada sistem informasi yang terintegrasi selesai, akan dilanjutkan ke proses tersedianya dashboard nasional. Proses ini memiliki banyak kelebihan yaitu penyampaian data yang lebih cepat dan akurat, memudahkan analisis dan pengambilan keputusan oleh manajemen baik terkait operasional dan pengembangan untuk mencapai visi misi perusahaan, identifikasi kendala operasional di anak perusahaan sebagai fungsi pembinaan subholding gas, serta analisis strategis pengelolaan gas nasional melalui anak usaha.

"Dengan adanya dashboard nasional, menunjukkan kepada stakeholder bahwa PGN memiliki pusat data atau big data terkait seluruh proses dan kegiatan mata rantai bisnis gas bumi nasional dan hal ini penting dalam menghadapi era disrupsi saat ini. Dashboard ini mampu memberikan informasi-informasi dan solusi yang transparan antara holding dengan anak usaha. Hal ini memudahkan untuk dikomunikasikan secara efektif dan realtime karena melalui satu server yang terintegrasi," tutup Faris.

Secara berkelanjutan, PGN terus mengembangkan inovasi berbasis teknologi digital dalam menjalankan bisnis gas bumi. Aspek penguasaan teknologi menjadi salah satu pondasi utama untuk keberhasilan pemanfaatan gas bumi.

Kini PGN telah mengelola 96 persen infrastruktur gas bumi dan melayani lebih dari 422.000 pelanggan di sektor industri komersial, rumah tangga, UMKM, pembangkit listrik, dan transportasi (SPBG). Target realisasi peningkatan jumlah pelanggan dan berkembangnya infrastruktur gas bumi di masa depan, akan optimal dengan dukungan penguasaan teknologi yang andal di lingkup subholding gas.


Sumber: republika.co.id/berita/qnfrep415/pgn-terapkan-digitalisasi-tingkatkan-efisiensi-operasional

Ikuti bagaimana cara TITIPKU membantu UMKM dalam acara StartSMEup Talk - 05 Feb 2021, daftar segera di https://s.id/eventcerdas5feb



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka