Langsung ke konten utama

Ini Tantangan Penggunaan Domain Lokal

Situs Internet - Ilustrasi

Penggunaan domain lokal masih diselimuti ragam tantangan untuk makin eksis di kalangan masyarakat dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Chairman Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Aptiknas) DKI Jakarta Fanky Christian mengatakan dorongan setiap pihak diperlukan untuk membuat domain lokal, khususnya .id makin dikenal. Pasalnya, UMKM masih cenderung memilih .com salah satunya karena prestise yang didapatkan.

“Hal ini sebenarnya terkait dengan kebanggaan terhadap domain terutama yang terkait dengan identitas bangsa. Saat ini cenderung menggunakan namadomain.id dibandingkan dengan namadomain.co.id . Maka perlu edukasi terus menerus untuk bisa bangga gunakan domain tersebut,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (28/1/2021).

Lebih lanjut, Fanky mengatakan bila dibandingkan dengan negara lain, di mana mereka sangat bangga dengan domain negaranya, tetapi kebanggaan penggunaan nama domain di dalam negeri masih sangat rendah.

“Maka faktor edukasi menggunakan domain identitas bangsa ini harus disosialisasikan terus. Hanya saja dalam penerapannya domain ini tidak gunakan sebagai identitas bisnis. Ini yang harus ditekankan agar bangga gunakan domain .id sebagai identitas bisnis, khususnya UMKM,” kata Fanky.

Sekadar catatan, Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) menyebutkan mencapai kinerja positif sepanjang tahun lalu, dengan mencapai jumlah nama domain yang terdaftar sebanyak 486.814 nama domain atau naik sebanyak 133.909 atau 37,94 persen nama domain dari 2019 dengan 352.905 nama domain.

Menurut catatan Bisnis.com, Wakil Ketua Bidang Business Development, Marketing dan Kerjasama Heru Nugroho organisasi tengah melakukan beberapa strategi yaitu mengembangkan infrastruktur dan aplikasi untuk meningkatkan keamanan dan keandalan sistem. Bahkan, mereka akan memanfaatkan peluang dari digitalisasi UMKM yang tengah digadangkan pemerintah.


Sumber: https://teknologi.bisnis.com/read/20210128/84/1349033/ini-tantangan-penggunaan-domain-lokal

Ikuti bagaimana cara TITIPKU membantu UMKM dalam acara StartSMEup Talk - 05 Feb 2021, daftar segera di https://s.id/eventcerdas5feb


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka