Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang telah beralih ke digital, diyakini dapat lebih bertahan di masa pandemi covid-19. Hal inilah yang menjadi alasan Kementerian Keuangan pada 2020 lalu telah melakukan sejumlah pelatihan untuk mendorong pelaku UMKM beralih ke digital.
Kepala Subdit Kredit Program dan Investasi Lainnya, Kementerian Keuangan Dwi Apriany mengatakan, berdasarkan laporan yang masuk, para pelaku UMKM tersebut mampu bertahan di masa sulit akibat pandemi.
"Dari yang kita dapati di Kementerian Keuangan memang yang digital ini bisa survive. Makanya di 2020 pun, Kemenkeu sudah mengupayakan beberapa pelatihan untuk mendorong UMKM masuk ke dalam dunia digital marketplace," kata Dwi Apriany dalam jumpa pers virtual "Menuju Pemulihan Ekonomi Untuk UMKM Tahun 2021", Kamis, (28/1) seperti
Lebih lanjut, Dwi mengatakan, pelatihan yang diberikan Kemenkeu tersebut dilakukan secara bertahap. Dimulai dari memperbaiki produk UMKM hingga memasarkannya.
Dengan demikian, para pelaku UMKM tersebut akan memiliki pilihan lain dalam memasarkan produknya melalui digital saat masa pandemi covid-19 dan ditambah adanya pembatasan aktivitas.
"Kemarin kami juga melakukan rapat kerja dengan DPR dan kunjungan kerja, beberapa debitur yang kita datangi memang mereka bisa survive karena mereka punya channel pemasaran lain ketika pembatasan PSBB itu dilakukan," ujar Dwi.
Dwi melanjutkan, dari sisi yang lebih besar lagi, pemerintah membuat satu paltform digital. Platform inilah yang digunakan oleh UMKM untuk memasarkan produknya.
Menurutnya, pemerintah terus berupaya memberikan bantuan kepada para pelaku UMKM untuk dapat bertahan di masa pandemi, melalui program pemulihan ekonomi nasional pada 2021 ini.
"Pemerintah sudah melakukan pembahasan dengan DPR untuk mendorong program-program tersebut dari beberapa sisi, seperti kesehatan, bantuan sosial, terutama untuk UMKM, kemudian dari sisi kemudahan permodalan, dari sisi bunga dan insentif tetap dilakukan," imbuhnya.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta perbankan membuat produk berbasis digital yang melayani pelaku UMKM dan kredit usaha rakyat (KUR). Digitalisasi, lanjut dia, tidak hanya bagi bank besar tapi juga bank kecil seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang harus masuk platform digital.
"Sehingga produk BPR nanti akan digital, akan sulit membedakan ini BPR atau bank konvensional," ucap Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso.
Perjanjian Kerja Sama
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (Kemenko Perekonomian RI) dan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) sendiri menandatangani perjanjian kerja sama untuk mengembangkan ekonomi digital nasional guna meningkatkan daya saing UMKM (usaha kecil, mikro dan menengah).
Salah satu tantangan digitalisasi UMKM di Indonesia adalah rendahnya tingkat literasi digital, literasi keuangan, dan literasi keuangan digital. Hasil Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLK) yang digelar OJK menunjukkan tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia di tahun 2019 masih di angka 38,03%. Angka ini berada jauh di bawah negara-negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia dan Thailand.
"Perkembangan ekonomi digital memberikan tantangan tersendiri terhadap UMKM, yang merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan UMKM dalam memanfaatkan teknologi digital baik dalam memasarkan produknya, maupun untuk kegiatan-kegiatan lainnya," ujar Mohammad Rudy Salahuddin, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan UMKM Kemenko Perekonomian dalam penandatanganan kerja sama dengan AFTECH, Rabu.
Asal tahu saja, Kemenko Perekonomian saat ini sedang mengembangkan Strategi Nasional (Stranas) Ekonomi Digital. Stranas ini terdiri atas 4 (empat) pilar penting yakni talenta digital, riset dan inovasi, infrastruktur fisik dan digital serta regulasi dan kebijakan yang mendukung.
Kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri digital diharapkan dapat mengatasi tantangan-tantangan di atas serta mendorong perkembangan ekonomi digital serta kinerja UMKM nasional yang lebih baik.
"AFTECH mendukung program Kemenko Perekonomian RI dalam pengembangan ekonomi digital melalui pemanfaatan layanan serta peningkatan literasi keuangan digital. Diharapkan digitalisasi yang meningkatkan akses terhadap berbagai layanan keuangan serta korelasi dengan ekosistem ekonomi digital dapat membantu UMKM nasional bertahan dan bertumbuh pada saat ini," kata Budi Gandasoebrata, Wakil Ketua Umum AFTECH dan Managing Director GoPay.
AFTECH sendiri berkomitmen untuk terus mendukung digitalisasi UMKM melalui inovasi dan teknologi layanan keuangan digital, seperti pembayaran digital, pinjaman online, aggregator, innovative credit scoring, perencana keuangan, insurtech, e-KYC, dan pembiayaan proyek (project financing). (Faisal Rachman)
Sumber: https://www.validnews.id/UMKM-Digital-Lebih-Bertahan-Hadapi-Pandemi-ujK
Ikuti bagaimana cara TITIPKU membantu UMKM dalam acara StartSMEup Talk - 05 Feb 2021, daftar segera di https://s.id/eventcerdas5feb
Komentar
Posting Komentar