Langsung ke konten utama

Konekto dari Ralali Dukung UMKM Go Digital

 

Ralali.com merilis Konekto yang bakal menjadi sarana penghubung pelaku usaha dengan komunitas. Tak sekadar sebagai penghubung sesama pelaku usaha, Konekto juga dapat membantu melakukan pembukuan tersistem dan mempermudah pengelolaan operasional bisnis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Tidak dapat dipungkiri, selama masa pandemi Covid-19, UMKM mengalami sejumlah tantangan utama dalam menjalankan bisnis. Ketiga tantangan tersebut diantaranya adalah kesulitan pasokan bahan baku, kesulitan pinjaman modal, dan adanya ketidakpastian pasar yang menurunkan permintaan konsumen.

Ralali pun mencermati tantangan yang dihadapi UMKM untuk bangkit menghadapi perekonomian saat ini, dan melihat adanya potensi besar yang dimiliki UMKM. Maka dari itu, Ralali hadir menjadi solusi dalam bentuk inovasi yang dapat mendukung para pelaku UMKM untuk Go Digital dengan merilis aplikasi Konekto.

“Konekto akan membantu UMKM untuk mempermudah bisnis, membangun reputasi UMKM, dan mengembangkan jaringan di era digital melalui pengembangan infrastruktur dan konektivitas,” ujar CEO Ralali.com Joseph Aditya dalam siaran pers, Selasa (19/1).

Sebagai marketplace B2B (Business-to-Business), Ralali.com tidak putus memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM selama masa Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dengan menjadi penggerak roda perekonomian yang berbasis teknologi.

Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi nasional UMKM memiliki peran penting sebagai roda penggerak perekonomian di Indonesia. Melansir data dari salah satu artikel DJKN Kementerian Keuangan Republik Indonesia, kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional (PDB) mencapai 61,1%, dan sisanya sebesar 38,9% disumbangkan oleh pelaku usaha besar yang jumlahnya hanya sebesar 5.550 atau 0,01% dari jumlah pelaku usaha.

“Sebagai salah satu marketplace B2B, Ralali turut serta mendukung program pemerintah untuk mengajak UMKM Go Digital. Kami yakin digitalisasi merupakan bagian penting untuk membantu pelaku UMKM agar dapat menyeimbangkan jumlah permintaan dengan kemampuan produksi. Bukan hanya itu, pola konsumsi dan interaksi masyarakat juga ikut berubah akibat pandemi Covid-19 sehingga perlu adanya pengembangan UMKM,” kata Joseph.

Seperti diketahui, saat ini para konsumen lebih memilih berbelanja online untuk meminimalisasi kontak langsung. Tren baru ini juga diprediksi menjadi kebiasaan baru masyarakat di masa mendatang. Digitalisasi UMKM pun diproyeksi menjadi salah satu pendorong ekonomi Indonesia, dan menjadi penyumbang terbesar di Asia Tenggara pada 2025.

Konekto akan mendukung pelaku usaha untuk membuat profil bisnis dan usahanya. Dengan begitu, UMKM bisa mendapatkan eksposur dan mendapatkan kemudahan untuk urusan sourcing dan logistik, proses pembayaran multi payment dari konsumen yang sudah terverifikasi, proses pembukuan yang tersistem, serta forum yang terhubung dengan pelaku UMKM lain untuk dapat saling berdiskusi.

“Ralali berharap dengan adanya Konekto dapat membantu membawa UMKM untuk Go Digital secara masif, dan terus mendukung pemulihan ekonomi nasional. Kami memahami untuk digitalisasi akan ada sejumlah tantangan seperti infrastruktur teknologi dan juga keterbatasan pemahaman teknologi. Namun, kami yakin dengan adanya semangat kebangkitan UMKM dan pengembangan teknologi agar lebih adaptif dapat memudahkan pelaku bisnis,” kata Joseph.



Sumber: https://www.beritasatu.com/digital/721921/konekto-dari-ralali-dukung-umkm-go-digital

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka