Langsung ke konten utama

BRI Cari Pertumbuhan Baru Segmen UMKM

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berkontribusi dalam pengembangan dan pemberdayaan pelaku UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari besarnya rasio pembiayaan yang disalurkan perusahaan terhadap sektor ini dan rasionya ditargetkan akan terus bertambah ke depannya.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan pada kuartal tiga 2020, penyaluran kredit BRI ke segmen UMKM sebesar 80,65 persen dari total kredit perseroan. Adapun capaian ini lebih cepat terwujud dibanding target awal perseroan yang memproyeksikan penyaluran pembiayaan sebesar 80 persen pada 2022.

“Setelah target tersebut tercapai, BRI berkomitmen tetap meneruskan penyaluran kredit dan pemberdayaan UMKM hingga mencapai 85 persen ke depannya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (20/1).

Untuk memperbesar dukungan dan pemberdayaan bagi UMKM dan pelaku usaha ultra mikro, BRI semakin mendorong digitalisasi proses penyaluran pembiayaan. Melalui digitalisasi, pelayanan keuangan secara cepat dan berbiaya rendah (go faster and go cheaper) bisa dilakukan BRI.

“Tantangannya adalah mencari sumber pertumbuhan baru. Strateginya kami akan mencari di dua area. Pertama, (nasabah) yang eksisting kami naik kelas-kan. Kedua, kami cari sumber baru yaitu mencari (kelompok debitur) yang lebih kecil daripada mikro. Maka kami go smaller, kecil-kecil, tapi harus banyak,” ucapnya.

BRI juga telah memiliki Indeks UMKM bernama BRI Micro & SME Index (BMSI) untuk mengukur aktivitas bisnis, sentimen, serta ekspektasi pelaku usaha mikro terhadap kondisi perekonomian nasional. Berdasarkan data terkini BMSI, terlihat kondisi usaha serta optimisme pelaku UMKM terhadap pemulihan ekonomi ke depannya semakin meningkat.


Sumber: https://www.republika.co.id/berita/qn7xbe423/bri-cari-pertumbuhan-baru-segmen-umkm



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka