Langsung ke konten utama

Genjot Pemulihan UKM, Kemenparekraf dan Kemenkop UKM Kolaborasi

 

Sejumlah perwakilan agen perjalanan pariwisata berswafoto dengan penari saat travel gathering bertajuk We Love Bali di kawasan Pantai Pandawa, Badung, Bali, Jumat (4/9 - 2020). \\r\\n
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Kementerian Koperasi dan UKM berkolaborasi mempercepat pemulihan UMKM di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) memiliki kaitan yang erat dengan UMKM karena 70 persen pelaku usahanya merupakan UMKM.

“Kita akan memetakan klaster-klaster UMKM yang ada di 17 subsektor ekonomi kreatif. Ini dapat menjadi gambaran bagi kami untuk mengembangkan sektor UMKM, membuka lapangan kerja bukan hanya di destinasi super prioritas, tetapi juga di seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya, dikutip dari keterangan resminya, Rabu (20/1/2021).

Terkait rencana gelaran akbar MotoGP di Mandalika 2021, Sandiaga mengungkapkan ada beberapa desa wisata di sekitar Mandalika yang sudah dibina bersama antara Kemenkop UKM dan Kemenparekraf yakni Desa Bilebante, Nusa Tenggara Barat.

Di saat yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengemukakan kerja sama ini akan maksimal jika Kemenparekraf telah menentukan faktor unggulan hingga value creation sebuah destinasi, misalnya wahana, event, promosi, infrastruktur, hingga hospitality.

Nantinya, keunggulan tersebut akan didukung dengan keberadaan dan pengembangan UMKM sebagai pelaksana usaha serta menciptakan nilai tambah turunannya. 

"Artinya UMKM ini merupakan support system yang bisa hadir melalui ketersediaan pelaku usaha kuliner, souvernir, dan ekonomi kreatif yang di dalamnya mencakup fesyen, kuliner, dan kriya," tambahnya. 


Sumber: https://ekonomi.bisnis.com/read/20210120/12/1345405/genjot-pemulihan-ukm-kemenparekraf-dan-kemenkop-ukm-kolaborasi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...