Langsung ke konten utama

Digitalisasi Dorong UMKM Lewati Krisis

 

Pekerja usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pembuatan roti di kawasan Tanah Kusir, Jakarta Selatan, tengah memasukkan donat yang telah selesai dibuat ke dalam wadah sebelum didistribusikan ke warung-warung di seputar Jakarta, Depok, dan Bogor, Rabu (6/1/2021).


Dampak pandemi Covid-19 masih dirasakan oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM. Untuk membantu pelaku usaha keluar dari krisis, digitalisasi menjadi salah satu faktor penting.

Sebagai tulang punggung perekonomian negara, UMKM mampu berkontribusi pada perekonomian nasional hingga 65 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Bahkan, kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai 97 persen.

Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah menyampaikan, kontribusi ini menunjukkan betapa pentingnya peran UMKM dalam upaya pemulihan ekonomi. Badan usaha milik negara (BUMN) pun menyadari, mendorong tumbuhnya ekonomi berarti mendorong UMKM naik kelas.

”Salah satu yang sudah kami lakukan dalam membantu UMKM yaitu memudahkan transaksi secara online (daring). Telkom juga membangun platform PaDi (Pasar Digital) UMKM yang menghubungkan pelaku usaha dengan pembeli dari BUMN,” kata Ririek, Kamis (21/1/2021).

PaDi UMKM merupakan platform digital yang menjadi ekosistem bagi pelaku UMKM dan BUMN dengan tujuan meningkatkan transaksi dan mendorong  pembiayaan dari BUMN kepada UMKM. Pembeli, kata Ririek, juga terbuka untuk umum dan platform ini sudah terhubung dengan berbagai platform e-dagang agar pasar semakin luas.

Paparan ini disampaikan dalam webinar Kompas100 CEO Forum yang ke-11 dengan tema ”Let’s Collaborate: Rising in Pandemic Era”. Acara ini diikuti oleh para pemimpin perusahaan untuk saling berkolaborasi guna terlibat dalam pemulihan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sejauh ini, terdapat 9 BUMN yang tergabung dalam ekosistem PaDi UMKM yang didorong untuk membantu penyerapan produk UMKM. Untuk meningkatkan kualitas produk, BUMN juga telah membangun 246 rumah kreatif dari target 514 rumah kreatif untuk pembinaan di setiap kabupaten/kota di Indonesia.

”Kami harapkan ini (PaDi) akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi secara nasional ketika UMKM difasilitasi untuk bangkit. Namun, untuk mewujudkan digitalisasi Indonesia tentunya kami tidak bisa sendirian. Kami membuka kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dari BUMN dan swasta,” kata Ririek.

Pembenahan data

Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata menilai, basis data bagi UMKM, khususnya untuk usaha mikro, sangat diperlukan untuk membuat bantuan dari pemerintah menjadi tepat sasaran. Dengan adanya data, pemerintah juga akan lebih memahami persoalan yang dihadapi pelaku usaha.

Salah satu potensi basis data yang disiapkan berasal dari program Bantuan Presiden (Banpres) Produktif  yang telah diterima oleh 12 juta usaha mikro di seluruh Indonesia dengan anggaran Rp 28,8 triliun pada Desember 2020. Saat ini, kata Leonard, sedang dilakukan pemutakhiran data.

”Karena kami menjadi pelaksana dari program Banpres Produktif, kami memiliki basis data yang sekarang lagi disaring, dibersihkan, dan difilter. Ini butuh proses sehingga nantinya ketika data ditampilkan pada dasbor menjadi data yang akurat dan update,” tuturnya.

Menurut Leonard, program Banpres Produktif menjadi contoh terjalinnya koordinasi dan kerja sama yang baik di antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan perbankan. Potensi basis data yang terbentuk ini pun nantinya dapat digunakan bersama-sama.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai, melalui data yang dikumpulkan dari program Banpres Produktif, harus ada akselerasi untuk menilai kebutuhan apa yang diperlukan para pelaku usaha, khususnya yang mikro. Dengan begitu, pemerintah dapat mengintervensi secara efektif.

”Jutaan data baru (pelaku usaha mikro) ini dapat menjadi alat verifikasi yang jelas. Namun sebelumnya, pemerintah perlu mencari tahu bantuan Rp 2,4 juta tersebut digunakan untuk apa sehingga program selanjutnya dapat tepat sasaran,” ujar Tauhid.

Baca juga: Banpres Produktif Jangkau 12 Juta Usaha Mikro

Senada dengan itu, Ketua Asosiasi UMKM Ikhsan Ingratubun menyampaikan, meski peluang kebangkitan UMKM untuk tahun 2021 belum besar tetapi ada peluang. Data yang terhimpun dari Banpres Produktif harus dikelola dengan baik.

”Data harus dikelola dengan baik untuk pembinaan dan pemberdayaan secara berkelanjutan sehingga tidak mengira-ngira siapa penerimanya. Dengan begitu, usaha mikro dapat naik kelas,” kata Ikhsan.


Sumber: https://bebas.kompas.id/baca/ekonomi/2021/01/21/data-yang-akurat-bantu-umkm-lewati-krisis/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka