Langsung ke konten utama

Momentum Menuju Digitalisasi UMKM Pasca COVID-19

 

Ilustrasi digitalisasi UMKM

Saat ini dunia sedang di gegerkan oleh penemuan virus baru yang berasal dari kota wuhan, provinsi Hubei China. Virus tersebut telah memakan jutaan korban jiwa. Virus ini disebut dengan Covid-19 yang artinya “co” (Corona) “Vi” (Virus) “D” (Disease) 19 yakni tahun dari di temukannya virus itu sendiri. Virus ini tengah mewabah di seluruh penjuru dunia dan berdampak kerugian pada ekonomi global tak terkecuali Indonesia. Tidak hanya merugikan perekonomian secara global, Covid-19 telah mengubah gaya hidup baru baik dalam aspek sosial maupun individual. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi covid-19. Seperti yang telah dijelaskan melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 ada empat strategi yang dilakukan secara konsisten untuk menerapkan Physical Distancing sebagai strategi dasar dalam mengatasi pandemic Virus Covid-19.

Strategi pertama yaitu gerakan kewajiban memakai masker saat berada di ruang public atau di luar rumah. Strategi kedua adalah penelusuran kontak (Tracing) dari kasus positif yang dirawat menggunakan rapid test bagi orang terdekat ataupun tenaga kesehatan yang merawat pasien covid-19. Strategi ke tiga adalah edukasi dan penyiapan isolasi secara mandiri pada sebagian hasil tracing yang menunjukan hasil tes positif dari rapid tes atau negative dengan gejala untuk melakukan isolasi mandiri. Strategi ke empat adalah isolasi rumah sakit yang dilakukan kala isolasi mandiri tidak mungkin dilakukan, seperti karena ada tanda klinis yang butuh layanan definitive di rumah sakit. Empat strategi pemerintah mengatasi covid-19 sudah cukup baik namun masih banyak masyarakat yang melanggar himbauan dari pemerintah tersebut, sehingga angka positif covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan. Kesadaran dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam hal ini, karena sebaik apapaun sistem atau upaya pemerintah dalam mengatasi Covid-19 peran utama yang menjadi penentu berhasil atau tidaknya sistem tersebut adalah masyarakat itu sendiri. Diharapkan masyarakat lebih mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran virus ini melalui beberapa kebijakan. Presiden Jokowi menetapkan peraturan tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dan mulai berlaku sejak 1 April 2020. Kebijakan ini cukup efektif untuk mengatasi penyebaran Covid-19 namun kebijakan ini berdampak negative pada aspek sosial seperti menurunya pendapatan UMKM menengah ke bawah. Oleh karena penerapan PSBB mewajibkan segala transaksi secara online, beberapa UMKM terlihat belum siap dan mampu dalam menghadapi transasksi digital misalnya home industri. Kebijakan selain PSBB adalah WFH (work from home) sistem ini ditujukan kepada para pekerja. Kebijakan ini sudah efektif untuk menekan angka penyebaran virus Covid-19. Kebijakan ini tentu berdampak pada UMKM dan berpengaruh pada pendpatanya. Pembatasan kegiatan masyarakat inilah yang memicu masalah-masalah yang harus dihadapiUMKM.

Kebijakan pemerintah terus mengalami perubahan menyesuaikan keadaan yang terjadi saat ini. Usaha kecil dan menengah (UMKM) berada di garis depan guncangan ekonomi yang disebabkan oleh pandemic Covid-19. Langkah-langkah penguncian (Lockdown) telah menghentikan aktivitas ekonomi secara tiba-tiba dengan penurunan permintaan dan mengganggu rantai pasokan diseluruh dunia. Dampak pandemic Covid-19 terhadap sektor UMKM tentu sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia dimana kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia sangat besar pada berbagai bidang. Dampak wabah Covid-19 kepada perekonomian dialami oleh seluruh negara di dunia.

UMKM dalam hal ini menjadi bagian yang sangat terpukul dan terdampak dalam krisis ini. serapan tenaga kerja dan investasi terhadap perekonomian Indonesia yang sangat besar dan signifikan, maka menjadi perhatian penting bagi pemerintah untuk membantu dalam memulihkan UMKM di Indonesia dengan bantuan dan kebijakan pemerintah yang dapat mendukung keberlangsungan UMKM. Dengan pengenalan dan penggunaan teknologi digital bagi UMKM sekaligus sebagai momentum trnasformasi digital melakukan minimal dua langkah strategis sebagai berikut :

Pertama, memberikan layanan berupa infrastruktur digital. Dalam hal ini pemerintah diharapkan menyediakan jaringan dan akses internet agar memudahkan pelaku UMKM dalam menjalankan bisnisnya ditengah pandemic covid-19.

Kedua, memberikan pelatihan SDM tentang e-Marketplace. Hal ini diharapkan pelaku UMKM terutama yang tidak berasal dari kalangan milenial untuk melek teknologi. Penerapan kebijakan pemerintah ini sebagai transformasi digital dengan menyesuaikan kondisi pandemic Covid-19 maka diharapkan strategi UMKM dapat mengatasi tantangan yang ada.



Sumber: https://mataramnews.co.id/26236/momentum-menuju-digitalisasi-umkm-pasca-covid-19/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka