Langsung ke konten utama

Pandemi Corona Dinilai Percepat Transformasi Digital di Indonesia

 

Pandemi virus Corona (Covid-19) dinilai telah mempercepat transformasi digital di Indonesia. Foto/Ilustrasi/SINDOnews

Pandemi virus Corona (Covid-19) dinilai telah mempercepat transformasi digital di Indonesia.Semua aspek kehidupan berjalan kian cepat. Transformasi digital yang semula diperkirakan perlu waktu satu dekade, ternyata hanya butuh waktu setahun saja.

Menurut Founder Institute of Social Economic Digital (ISED) Sri Adiningsih, digitalisasi telah menyelamatkan banyak bisnis terutama usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). ”Jutaan UMKM terselamatkan dengan menggunakan sistem online sehingga pengusaha sekarang memiliki lebih banyak opsi dalam berbisnis, baik secara offline maupun online," tuturnya, Rabu (20/1/2021).

Begitu pula masyarakat yang bermigrasi dalam berbelanja, bekerja, belajar dan bersosialisasi menggunakan online. Sedikitnya sepertiga ada pendatang baru memanfaatkan online dalam berbelanja.

Menurut dia, kondisi ini akan terus bertahan bahkan meningkat karena masyarakat menikmati kenyamanan dengan menggunakan sistem belanja online. “Ekonomi digital akan berkembang pesat pada masa mendatang, akan lebih dalam, luas dan merata,” tandasnya.Baca juga: Digempur Bank Digital, DPR Ingatkan OJK Soal Keamanan Nasabah

Perkembangan ekonomi digital yang pesat di kota kecil, perdesaan dan luar Jawa, dapat menggerakkan ekonomi daerah, terutama UMKM. Otoritas ekonomi diharapkan bisa memanfaatkan transformasi digital untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan.

Mengacu data Google, Temasek dan Bain&Company, ekonomi digital Indonesia akan tumbuh 23% pada 2021, dengan pertumbuhan e-commerce 21%, transport & food 28%, online travel 36%, dan online media 18% pada periode yang sama.

Sri meyakini ekonomi digital akan terus berkembang, terutama membuka peluang UMKM dan lapangan kerja khususnya on demand services, menggerakkan ekonomi hingga seluruh Indonesia, selaras dengan semakin meratanya elektrifikasi dan akses internet.

”Ekonomi digital memegang peranan penting dalam proses pemulihan ekonomi Indonesia,” katanya. 

Sementara itu Direktur Eksekutif ISED Julie Trisnadewani mengatakan, percepatan transformasi digital membawa banyak harapan dan peluang baru. Perubahan perilaku dan gaya hidup dengan memaksimalkan media digital dalam menghadapi pandemi, menuntut inovasi dan kreativitas untuk bertahan dan maju.

”Selain memberikan ruang untuk bertemu, berinteraksi dan berkolaborasi, teknologi digital juga memberikan panggung untuk berekspresi dan berkreasi,” katanya.

Content creator di platform digital kini juga mulai dilirik sebagai salah satu profesi yang menjanjikan. Di masa harus menjaga jarak saat ini, tak hanya hanya artis, selebritas ataupun politisi yang beramai-ramai membuat channel ataupun podcast.

”Masyarakat umum dari berbagai latar belakang sosial pun dengan kreativitasnya mampu memaksimalkan potensi platform digital untuk meningkatkan penghasilan,” paparnya.

Namun, sambung dia, interaksi digital juga dapat mendisrupsi bagaimana informasi tersebar dan diserap cepat oleh publik. Tantangan baru akan muncul di tengah interaksi digital yang cepat ini.

Contohnya, lanjut dia, sulitnya membedakan antara informasi, disinformasi/misnformasi dan hoaks. ”Juga batasan-batasan dari kebebasan dalam berkreasi. Apabila tidak disertai dengan literasi yang memadai, media sosial seolah-olah memungkinkan siapa saja bebas tanpa batas berekspresi,” tuturnya.

Dengan berbondong-bondongnya migrasi ke platform digital, tutur Julie, banyak pula dinamika dan dampak yang muncul baik positif maupun negatif. Diperlukan literasi yang memadai mengenai bagaimana memanfaatkan platform digital dengan bijak dan tidak melanggar peraturan dan perundang-undangan.

Menurut dia, aksesibilitas digital yang telah dibangun oleh pemerintah saat ini perlu juga disertai gerakan masif besar-besaran literasi digital di masyarakat, mengingat begitu luasnya wilayah dan begitu banyaknya penduduk dengan tingkat pendidikan yang belum semua memadai.

”Pembangunan digital society di Indonesia tak cukup hanya melibatkan kelas-kelas formal di sekolah, namun bisa juga dengan melibatkan anak-anak muda diterjunkan sebagai pendorong utama gerakan literasi digital di berbagai daerah di Indonesia,” tuturnya.


Sumber: https://nasional.sindonews.com/read/307630/15/pandemi-corona-dinilai-percepat-transformasi-digital-di-indonesia-1611118895?showpage=all


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka