Langsung ke konten utama

Belum Sepenuhnya Melek, Baru 8 Juta UMKM Go Digital

 

foto/ilustrasi

Head of Public Policy and Government Relations Asosiasi E-Commerce Indonesia (IdEA) Rofi Uddarojat menyebutkan bahwa onboarding UMKM di platform digital baru mencapai 8 juta. Hal ini berarti transformasi UMKM digital baru mencapai 14%, sehingga perlu optimalisasi untuk menyebarkan manfaatnya.

"Faktanya, gapnya tinggi, total UMKM ada 59,2 juta, yang go digital baru 8 juta saja," ujar Rofi dalam video virtual di Jakarta, Jumat(27/11/2020).

Maka dari itu, perlu ada pendampingan intensif untuk mengawal UMKM Indonesia bisa tembus pasar internasional. "Awalnya memang dengan on-boarding, mereka bertransformasi dari offline menjadi online. Lalu mereka terdaftar di marketplace," kata Rofi.

Selanjutnya akan dilakukan aktivitas pendampingan dan fasilitasi dari marketplace kepada pelaku UMKM agar dapat lebih meningkatkan transaksi penjualan secara online. "Kemudian dilanjutkan dengan proses scaling up business, yaitu proses peningkatan usaha bagi pelaku UMKM melalui event yang diselenggarakan oleh marketplace," tuturnya.

Hal ini, lanjut Rofi, akan membantu meningkatkan penjualan UMKM menjadi lebih berkembang dan berlipat ganda. Pelaku UMKM juga bisa memiliki storage-nya sendiri ataupun tidak. Lalu, dalam tahap ini, pelaku UMKM mencarikan customer yang akan membeli produknya dalam skala besar dan melakukan repeat order.Tahap yang terakhir adalah go international market untuk ekspor. "Ini adalah bentuk proses peningkatan jangkauan pasar internasional pelaku UMKM. Pelaku UMKM yang melakukan ekspor produk akan difasilitasi dan dipermudah oleh marketplace," jelasnya.



Sumber: https://ekbis.sindonews.com/read/248132/34/belum-sepenuhnya-melek-baru-8-juta-umkm-go-digital-1606471900

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...