Langsung ke konten utama

Pengembangan Digitalisasi Sasar UMKM Unbanked

 

Bank Indonesia (BI) mendorong pelaku sektor keuangan mengembangkan teknologi digitalnya untuk mendukung masyarakat unbanked dan juga pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan begitu, diharapkan tingkat inklusi keuangan bisa meningkat dari 76,19% serta membantu UMKM cepat pulih dari dampak pandemi Covid-19. 

Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta mengatakan, pandemi mempercepat proses adopsi dan akseptasi digitalisasi oleh pelaku usaha serta masyarakat. Namun, masih banyak masyarakat yang belum terjamah layanan formal seperti perbankan sebanyak 61%. "Peluang digitalisasi sangat besar dan terus meningkat, ada peluang inklusivitas, ada 61% masyarakat unbanked di antaranya 64 juta UMKM yang perlu didigitalkan," ungkap Fili dalam webinar, akhir pekan ini.

Fili menjelaskan, pelaku jasa keuangan diharapkan bisa menjangkau masyarakat tersebut yang mayoritas juga pelaku UMKM melalui digital.Untuk menjangkau masyarakat unbanked, BI juga menempuh kebijakan untuk mendorong ekonomi yang inklusif, di mana terdapat kebijakan terkait pricing, paket regulasi kartu kredit, hingga mendukung pemerintah dalam penyaluran bantuan sosial non tunai. 

"Literasi masih rendah, ke depannya potensi non tunai itu sangat besar. Kita juga memperpanjang MDR (merchant discount rate) 0% untuk ultra mikro. Untuk jangka panjang didorong dengan percepatan ekonomi keuangan digital dan kita terbitkan BSPI 2025," sambung Fili. 

Salah satu yang dilakukan BI adalah meluncurkan quick response code Indonesian standard (QRIS) yang menjadi game changer. Saat ini terdapat 42 bank dan non bank yang sudah mengimplementasikan QRIS. QRIS merupakan kanal yang menghubungkan transaksi antara merchant dengan pembeli. Dengan sumber dana dari tabungan, kartu debit, uang elektronik, hingga kartu kredit. 

"Kita lihat tahun pertama sudah 17,3 juta transaksi, dan ada 5,94 juta merchant, di mana 85% adalah merchant usaha mikro dan kecil. Kita tahun ini targetkan 12 juta merchant, double dari posisi sekarang, tapi kita tidak bisa bekerja sendiri," imbuh Fili.

 Melalui kerja sama dengan semua pihak, diharapkan perkembangan digitalisasi bisa menjangkau masyarakat unbanked sehingga tingkat inklusi meningkat. 

"Dengan penguatan pengaturan kita menata kembali struktur industri, 91,3 juta penduduk unbanked dan 63 juta UMKM menuju ekonomi dan keuangan formal dan sustainable. Kalau mereka dapat pembiayaan dengan bunga normal, ini bukan di finansial saja tapi kita dorong ke riil juga," papar Fili.



Sumber: https://investor.id/banking/pengembangan-digitalisasi-sasar-umkm-unbanked

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...