Langsung ke konten utama

KoinWorks Fokus Mitigasi Risiko Dampak PPKM bagi UMKM

 

Foto: dok. KoinWorks

Pemerintah kembali menarik rem darurat dengan menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali guna menekan penyebaran virus Corona di Indonesia. Kebijakan yang berlaku mulai tanggal 11-25 Januari 2021 ini diperkirakan akan berdampak pada kondisi bisnis, termasuk pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM), karena semakin menurunnya daya beli masyarakat.

Menanggapi kondisi tersebut, KoinWorks sebagai platform Super Financial App berupaya dalam mendampingi pengguna baik pendana maupun pelaku UMKM agar dapat terus menjalankan serta mengembangkan bisnisnya. Salah satunya KoinWorks melakukan sejumlah langkah mitigasi risiko untuk menjaga kualitas pinjaman dan kepercayaan pengguna.

Chief Operating Officer KoinWorks, Bernard Arifin mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai langkah mitigasi risiko guna meminimalisir dampak dari pemberlakuan PPKM, utamanya yang berkaitan dengan stabilitas bisnis serta kualitas layanan, baik layanan P2P Lending melalui KoinP2P maupun layanan untuk diversifikasi aset lain di Super Financial App KoinWorks.

"KoinWorks percaya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk menekan penyebaran virus COVID-19 sangat dibutuhkan melihat angka kasus yang masih bergerak naik. Namun, jika melihat dampaknya kepada kondisi UKM khususnya yang masuk dalam portofolio kami, dibandingkan dengan masa penerapan PSBB 1 dan 2 di tahun 2020 lalu, pada penerapan PPKM saat ini sendiri, KoinWorks optimis dampak yang mungkin hadir akan cenderung lebih rendah dan tidak terlalu signifikan," ujar Bernard dalam keterangan tertulis, Kamis (21/1/2021).

Menurut Bernard, konsumen dan UMKM telah mampu beradaptasi dengan situasi terkini, yang dibuktikan dengan meningkatnya performa penjualan UMKM segmen e-commerce hingga 18,54 persen, setelah periode PSBB kedua di tahun 2020 lalu.

"Semakin banyak konsumen maupun UKM yang telah beradaptasi untuk menemukan ritmenya. Untuk UKM salah satunya dengan melakukan berbagai inovasi seperti penambahan produk yang dekat dengan kebutuhan masyarakat di masa pandemi serta memanfaatkan digitalisasi untuk pemasaran dan operasional bisnis, sehingga kenaikan atau penurunan sales dan daya beli mereka pun tidak akan muncul terlalu signifikan," jelasnya.

Diakui Bernard, sebagian besar pengguna KoinWorks terkonsentrasi di wilayah Jawa dan Bali. Oleh karena itu, sejak awal pandemi melanda KoinWorks telah melakukan berbagai upaya, seperti memfokuskan penyaluran ke segmen-segmen UMKM tertentu dan melakukan penyaluran yang berbasis invoice financing melalui KoinInvoice. KoinWorks juga secara responsif melakukan pembaruan di sistem credit scoring untuk beradaptasi dengan kondisi bisnis dan ekonomi yang sedang berjalan.

Melalui penyesuaian tersebut, lanjutnya, sistem credit scoring KoinWorks sudah berkembang menjadi lebih kuat dibandingkan dengan periode sebelum pandemi, sehingga kualitas pinjaman yang dihasilkan terjaga dengan baik.

Sejak November 2020 angka NPL KoinWorks sudah bergerak turun hingga di bawah 1 persen atau tepatnya 0,77 persen di bulan Desember lalu. Meski begitu, Bernard mengatakan pihaknya tetap optimis mencapai pertumbuhan penyaluran pembiayaan hingga 3 kali lipat di tahun 2021 ini.

"Selain memastikan berjalannya langkah-langkah mitigasi risiko, KoinWorks juga melakukan berbagai pendampingan baik ke peminjam maupun pendana salah satunya seperti melalui berbagai program webinar yang menghadirkan pembicara-pembicara kompeten dan berpengalaman di bidang bisnis juga investasi. Khusus untuk pendana, KoinWorks juga memiliki tim financial consultant yang secara aktif memberikan pendampingan kepada pendana baik secara langsung maupun melalui konten-konten digital di social media, blog ataupun webinar," tutupnya.


Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20210121182702-51-217874/koinworks-fokus-mitigasi-risiko-dampak-ppkm-bagi-umkm


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...