Langsung ke konten utama

Komite II DPD RI Dukung Program Kemenperin Untuk Meningkatkan Industri Kecil Menengah

 


Komite II DPD RI melakukan rapat dengar pendapat dengan Kementerian Perindustrian membahas peningkatan populasi Industri Kecil Menengah (IKM) di Indonesia. Rapat ini dilaksanakan secara virtual dan fisik terbatas di kediaman Ketua Komite II DPD RI Yorrys Raweyai ,Jakarta Selatan, Rabu, (27/1).

Selain itu, Rapat Dengar Pendapat Komite II DPD RI bersama Kementerian Perindustrian membahas Program Kerja tahun 2021 dan TA 2022. Kegiatan ini adalah bagian dari tugas dan fungsi DPD RI, yaitu pengawasan atas pelaksanaan undang-undang terkait pengelolaan sumber daya alam serta sumber daya ekonomi lainnya, sebagaimana dimandatkan dalam UU MD3.

“Perlu kami sampaikan bahwa saat ini Komite II telah memutuskan membentuk Tim Kerja atau Tim Teknis yang akan melakukan komunikasi dengan masing-masing kementerian dalam rangka menyampaikan usulan program dan aspirasi dari daerah, oleh karena itu kami berpandangan bahwa pertemuan hari ini sangat penting,” ujar Yorrys Raweyai Ketua Komite II DPD RI didampingi Wakil Ketua Abdullah Puteh dan Hasan Basri secara fisik, sedangkan Wakil Ketua Bustami Zainudin secara virtual.

“Saat ini ada 9 Kawasan Strategis yang diputuskan oleh pemerintah, kami harapkan kementerian melalui program kerjanya ini melibatkan secara aktif bersinergi, khususnya Komite II DPD RI sebagai leading sektor pada bidang industri dan ekonomi ini sesuai bidang tugasnya pada konstituen di masing-masing daerah,” lanjut Senator Papua tersebut.

Pada saat yang sama, Wakil Ketua Komite II DPD RI Hasan Basri menambahkan, Komite II membentuk Tim Teknis A yang berjumlah 11 anggota Komite II dan menyambut baik kerjasama antara Kementerian Perindustrian dengan Komite II yang sudah terjalin selama ini.

“Perlu adanya pelibatan yang lebih dalam kepada anggota Komite II DPD RI, terutama program-program kerja di daerah karena para Senator ini yang tahu kondisi dindaerah, dan sebagai wujud aspirasi kami terhadap daerah,” tambah Hasan Basri.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Dody Widodo memaparkan dalam program kerja Kementerian Perindustrian akan mendorong IKM melalui program peningkatan populasi IKM melalui penumbuhan wirausaha baru dengan memfasilitasi keahlian, startup capital, perizinan dan melakukan akselerasi dan sumber pembiayaan kepada wirausaha.

“Selain itu Kemenperin juga melakukan program peningkatan daya saing industri, dengan program e-Smart IKM dan e-katalog IKM yang bertujuan mendata base para IKM dan diintegrasikan dengan marketplace yang telah ada untuk meningkatkan akses pasar,” jelasnya.

Sementara itu, Dirjen IKM dan Aneka Gati Wibawaningsih Juga kerjasama dalam rangka peningkatan ekspor juga Dana Kemitraan Peningkatan Teknologi Industri (DAPATI).

“Akselerasi program dari Kemenperi ini, untuk menumbuhkan wirausaha baru, bahkan sampai ke pesantren melalui Santripreuner dalam rangka memasuki industri 4.0,” kata.

Melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian meningkatkan melalui program pendidikan di SMK, Politeknik dan Pelatihan lainnya.

“Pelatihan tersebut dilakukan dalam rangka mendapatkan serifikasi kompetensi dan kesempatan berwirausaha bagi para wira usaha baru,” tambahnya.

Hasan Basri menambahkan bahwa MoU antara Kementerian yang bermitra dengan Komite II DPD RI sudah dilakukan. Program Khusus kepada Industri Kecil Menengah di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) juga perlu di prioritaskan.

“Pada prinsipnya adalah untuk bersama-sama turun ke masyarakat daerah antara kementerian dengan anggota DPD RI di dapilnya masing-masing, sehingga program-program dari kementerian terpantau baik oleh anggota dan masyarakat daerah,” tegas Senator Kaltara tersebut. (Din/mas)


Sumber: https://realitarakyat.com/2021/01/27/komite-ii-dpd-ri-dukung-program-kemenperin-untuk-meningkatkan-industri-kecil-menengah/


Ikuti bagaimana cara TITIPKU membantu UMKM dalam acara StartSMEup Talk - 05 Feb 2021, daftar segera di https://s.id/eventcerdas5feb

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...