Langsung ke konten utama

Raih Sertifikasi HACCP, 2 Industri Kecil Menengah Ini Siap Lakukan Ekspor

 

Ilustrasi industri kecil menengah atau IKM.* /Instagram.com/@kemenkeuri/Instagram,com/@kemenkeuri

Dua pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) pada Kamis, 21 Januari 2021 berhasil mendapatkan sertifikasi Hazard Analytical Critical Control Point (HACCP).

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Purbalingga, Johan Arifin, sertifikasi HACCP merupakan syarat agar pelaku IKM dapat melakukan ekspor.

“Mereka kita usulkan untuk mendapatkan sertifikasi HACCP. Jadi sertifikat ini salah satu syarat untuk mereka bisa melakukan ekspor,” kata Johan, dikutip dari portal resmi Provinsi Jawa Tengah.

Raih Sertifikasi HACCP, 2 IKM Ini Siap Lakukan Ekspor Segera

Dua IKM yang berhasil lulus sertifikasi HACCP adalah IKM Abon Cap Koki dan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Central Agro Lestari.

Pencapaian dua IKM tersebut, lanjut Johan, tidaklah mudah. Ada banyak sekali aspek yang menjadi bahan pertimbangan seperti bahan baku, pengolahan bahan, produksi, dapur produksi, dan alat-alat yang digunakan.

Kedepannya, Johan berkata kalau IKM lainnya juga akan diarahkan untuk mengurus sertifikasi HACCP.

“Saat ini baru dua (IKM) yang mendapat sertifikasi HACCP ini. Nantinya IKM lainnya juga akan kita arahkan ke situ dalam hal ini IKM pangan,” lanjutnya.

Johan juga mengungkapkan alasan kenapa produk yang diekspor harus sudah lulus sertifikasi HACCP.

Alasannya adalah sifat orang luar negeri yang cenderung berhati-hati terhadap produk asing. Namun, dengan label HACCP, mereka bisa percaya dan akhirnya mau membeli.

“Karena orang luar negeri lebih hati-hati terhadap produk impor, dan mereka (orang luar negeri) juga sangat teliti,” kata Johan.



Sumber: https://semarangku.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-311313244/raih-sertifikasi-haccp-2-industri-kecil-menengah-ini-siap-lakukan-ekspor?page=2


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...