Langsung ke konten utama

Penerimaan Cukai HPTL Naik 59,3 Persen, Regulasi Diperlukan

 

Pekerja menata botol berisi cairan rokok elektrik (vape) di Jakarta, Senin (1/10/2018). - ANTARA/Dhemas Reviyanto

Pemerintah mencatat penerimaan cukai dari hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL) sepanjang 2020 berhasil mencapai Rp680,3 miliar. Jumlah tersebut meningkat 59,3 persen dibandingkan penerimaan pada periode tahun sebelumnya sebesar Rp427,1 miliar.

Kepala Subdirektorat Program Pengembangan Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Mogadishu Djati Ertanto cukup mengapresiasi sumbangan dari industri HPTL tersebut. Kendati belum cukup untuk menggantikan rokok konvensional.

Dia menilai dengan sumbangan cukai tersebut industri HPTL mengindikasikan pertumbuhan yang signifikan sepanjang tahun pertama pandemi Covid-19 lalu. Sayangnya, Mogadishu belum bisa menyebut pertumbuhan industri secara rinci.

"Kami belum mendapatkan data sehingga belum dapat cek hasil produksinya tetapi dengan penerimaancukai yang naik seharusnya dibarengi dengan jumlah produksi yang meningkat pula bahkan ketika masa pandemi," katanya dalam diskusi virtual Bedah Riset Persepsi Konsumen terhadap Rokok Elektrik, Kamis (21/1/2021).

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), penerimaan cukai HPTL pada 2019 disumbang oleh 238 pabrik yang memesan pita cukai. Mogadishu menyebutkan sebagian besar pabrik tersebut merupakan industri kecil menengah (IKM) yang sifatnya peracik.

Pabrik HPTL ini berada di hampir seluruh wilayah Indonesia dengan tingkat mayoritas persebaran berada di wilayah Jawa Barat atau berbeda dibandingkan dengan tingkat persebaran produsen rokok konvensional yang mayoritas berada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Menurut Mogadishu, dalam hal ini pemerintah masih akan terus mengamati perkembangan industri HPTL yang semakin berkembang saat ini. Pihaknnya pun akan mengembangkan standar regulasi yang cukup berbeda dengan negara lain.

"SNI akan dikembangkan sedikit berbeda dengan pendekatan yang lebih Indonesia tentunya. Kami akan sampaikan lebih lanjut ketika SNI sudah ada nantinya. Pastinya bukan hanya berfokus pada paramater yang membahayakan tetapi juga menunjukkan bahwa produk tersebut masih merupakan khas tembakau," ujar Mogadishu.

Saat ini rancangan SNI telah selesai melalui tahap jajak pendapat yang dilaksanakan dari 30 Desember 2020 lalu hingga 18 Januari 2021 ini. Langkah selanjutnya yakni penetapan rancangan SNI tersebut.

REGULASI

Kepala Pusat Studi Konstitusi Universitas Trisakti Trubus Rahardiansyah pun mendesak pemerintah agar segera membuat regulasi terkait dengan produk HTPL. Dia menyebut sejumlah negara seperti Inggris sudah memiliki regulasi yang mengatur mekanisme terkait penggunaan serta sanksi dalam rokok elektrik.

Regulasi menjadi penting, lanjut Trubus, guna meminimalisir produk ilegal yang marak terjadi di Indonesia. Hal itu sesuai hasil survei konsumen dalam temuan Multi Country Vaping Research oleh Health Diplomats dan kantar di enam negara termasuk Indonesia.

"Kewaspadaan terhadap produk ilegal cukup tinggi di kalangan responden Indonesia. Sebanyak 50 persen responden percaya kandungan ilegal vape beresiko untuk kesehatan di mana angka itu lebih tinggi dibanding rerata enam negara lainnya yang hanya 42 persen. Sementara 90 persen responde.



Sumber: https://ekonomi.bisnis.com/read/20210121/257/1346045/penerimaan-cukai-hptl-naik-593-persen-regulasi-diperlukan



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata...

Stafsus Presiden Andi Taufan Apresiasi Pengembangan UMKM di Banyuwangi

Banyuwangi (beritajatim.com) –  Staf Khusus Presiden Indonesia, Andi Taufan Garuda Putra bertemu dengan sejumlah pelaku UMKM di Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi. Andi Taufan berdialog langsung dengan para pelaku usaha untuk menyerap langsung berbagai usulan dan permasalahan yang dialami. “Saya berdiskusi dengan pak presiden setiap dua minggu atau sebulan sekali  tentang bagaimana UMKM bisa naik kelas. Apa yang saya dapat dari dialog ini, menjadi bahan kami untuk menyampaikan gagasan-gagasan inovatif pengembangan UMKM,” ungkap Andi, Kamis (30/1/2020). Dari hasil dialog tersebut, lanjut Andi, tantangan UMKM berkisar pada tiga hal. “Secara holistik untuk meningkatkan UMKM itu, yang pertama masalah produk, bagaimana menambah value dengan desain kemasan dan lain sebagainya. Selanjutnya adalah kompetensi. Terutama dalam kompetensi dalam menajemen keuangan. Dan yang terakhir, adalah akses pasar,” jelasnya. Dari tiga hal tersebut, Andi menilai Banyuwangi jauh le...