Langsung ke konten utama

Teten Masduki: Digitalisasi Koperasi dan UMKM jadi Agenda Prioritas


Teten Masduki: Digitalisasi Koperasi dan UMKM jadi Agenda Prioritas

 Kementerian Koperasi dan UKM berupaya membangkitkan sektor koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tahun ini. Karena mendominasi dunia usaha sekitar 90 persen, UMKM punya potensi besar untuk tumbuh.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki bakal menerapkan strategi penyaluran dana bergulir dan penguatan pemasaran produk pada semua bidang usaha. Meliputi perkoperasian, usaha mikro, UKM, dan kewirausahaan.

“Untuk bidang perkoperasian, kami menargetkan outcome berupa koperasi modern,” ujarnya pekan lalu.

Teten menambahkan bahwa koperasi modern bakal lahir lewat perluasan model bisnis koperasi dan pemanfaatan teknologi. Salah satunya melalui digitalisasi koperasi. Upaya lain adalah pembiayaan dan penjaminan koperasi dengan skema permodalan.

Juga, penerapan good corporate governance (GCG) koperasi melalui sistem pengawasan terpadu dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) perkoperasian. Melalui serangkaian upaya itu, pemerintah mengharapkan usaha mikro bisa naik kelas.

Teten yakin penguatan modal usaha mikro serta kemudahan izin dan perlindungan pada area infrastruktur publik akan membuat para pelaku usaha mikro lebih maju. Selain itu, pemerintah mengembangkan rantai pasok usaha mikro melalui standardisasi dan skema jaringan pemasaran.

“Transformasi informal menuju formal,” tegasnya.

Data Bank Indonesia (BI) 2019 menunjukkan bahwa hanya 20 persen UMKM yang sudah terkoneksi dengan pembiayaan formal. Karena itu, pemerintah perlu memperkuat kelembagaan melalui koperasi yang mampu mengonsolidasikan kegiatan usaha UMKM.

Digitalisasi, menurut Teten, juga menjadi cara penting untuk membuat UMKM naik kelas. Digitalisasi menjadi tren selama pandemi Covid-19 ini. Ekonomi digital tumbuh 38 persen di tengah persebaran virus SARS-CoV-2. BI memperkirakan, 93 persen pengguna internet tetap memanfaatkan teknologi digital dalam aktivitas konsumsi pascapandemi nanti.

Selama pandemi, ada tambahan 2 juta UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital. Kini komposisinya mencapai 16 persen atau 10,25 juta UMKM.

“Upaya untuk mendorong digitalisasi koperasi dan UMKM menjadi agenda prioritas kementerian,” kata Teten.

Kehadiran start-up digital terbukti mampu memperluas pasar para pelaku usaha mikro. Tidak terkecuali usaha warung makan. Salah satu start-up yang menggarap segmen itu adalah Wahyoo. Sejauh ini, mereka telah merangkul 16.000 warung makan. Kehadiran Wahyoo pun selaras dengan upaya pemerintah dalam mengeskalasi bisnis-bisnis mikro.

Founder sekaligus CEO Wahyoo Peter Shearer mengakui adanya perubahan kondisi mitra usaha warung-warung makan selama pandemi. Sebagian besar mengalami penurunan omzet.

“Kami terus memantau mereka. Ada beberapa warung mitra kami yang survive karena lokasinya di sekitar perkantoran,” terangnya pada Jumat lalu (22/1).

Secara umum, pada 2019–2020, transaksi pembelian bahan baku kebutuhan warung makan tradisional melalui Wahyoo meningkat hingga empat kali lipat. Peter menyebut ada perubahan perilaku para pemilik warung di masa pandemi.

Sementara itu, Ketua Umum Kolaborasi Masyarakat Usaha Kecil Menengah Indonesia (Komnas UKM) Sutrisno Iwantono menyebut Undang-Undang Cipta Kerja bisa memicu koperasi dan UMKM untuk naik kelas. Sayangnya, perumusan rancangan peraturan pemerintah (RPP) turunannya belum menampung aspirasi UMKM. Bahkan, ada yang justru kontraproduktif.

Salah satunya adalah kewajiban bagi pemilik usaha kecil dan mikro memberikan pesangon kepada karyawan. “Kami minta menteri ketenagakerjaan bersedia berdialog,” harapnya.


Sumber: https://www.jawapos.com/ekonomi/25/01/2021/teten-masduki-digitalisasi-koperasi-dan-umkm-jadi-agenda-prioritas/

Ikuti bagaimana cara TITIPKU membantu UMKM dalam acara StartSMEup Talk - 05 Feb 2021, daftar segera di https://s.id/eventcerdas5feb


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka