Langsung ke konten utama

Lindungi Market UMKM, Itu Cara Kita Maju


Melihat dinamika marketplace yang ada saat ini, dimana sekarang marketplace yang seharusnya membantu banyak UMKM kita maju malah menjadi tempat untuk menghancurkan harga dan menutup peluang UMKM kita. 

Mengapa demikian ?

Karena arus deras barang dari luar negeri (import) yang tidak terbendung. Meskipun mereka membayar PAJAK, tetap saja, tidak sebanding dengan kekuatan daya saing UMKM kita. 

Juga tidak bisa atas nama GLOBALISASI, karena tetap, globalisasi perlu lokalisasi, lokalisasi akan perlu globalisasi. Ada yang bisa kita terima secara global dan masuk ke negara kita, tapi juga ada yang secara lokal harus dijaga agar kita kuat. 

Bayangkan bila sebagian besar barang dan makanan kita berasal dari luar negeri, maka rontoklah UMKM kita. 

Maka melindung market UMKM adalah tugas PEMERINTAH yang harus sangat segera dilakukan. Tiap kementrian bisa mengambil peran. Gunakan kesempatan BANGGA BUATAN INDONESIA untuk membentengi UMKM kita dari serangan barang import. 

Apa saja yang harus dilindungi ? 

Pertama , industri MAKANAN - MINUMAN. Sekarang ini sangat penting menjaga dan memastikan semua barang ma-min yang masuk harus melalui prosedur yang ketat. Bila ini lolos, maka kepercayaan masyarakat atas makanan dan minuman lokal akan hancur bertahap. 

Jangan mengikuti industri lain yang notabene memang kita tidak punya kekuatan industri di dalam negeri. 

Kedua, industri PAKAIAN. Ini yang harus diproteksi juga, karena market kita yang sangat besar sudah mulai porak poranda oleh serbuan fashion murah dari luar negeri. 

Jadi bukan hanya dengan teriak slogan dan seremonial BANGGA BUATAN INDONESIA, tapi pemerintah juga harus melakukan proteksi untuk UMKM kita, agar kita tetap bisa maju. Tanpa proteksi dan kontrol ketat terutama terhadap marketplace, maka semua akan sia-sia.


Sumber: https://www.kompasiana.com/startmeup/60457ef2d541df2eaf7d2362/lindungi-market-umkm-itu-cara-kita-maju

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...