Langsung ke konten utama

UKM Hadapi Pandemi, Ekonomi Baru dengan Rule Of Game yang Baru


Kebangkitan Usaha Kecil Menengah (UKM) ditengah pandemi Covid-19 saat ini, menuntut beberapa aturan baru. Hal ini tergambar dalam Webinar Series Indonesia Marketing Association Chapter Bandarlampung dengan judul UMKM Industri Outlook 2021, yang digelar melalui aplikasi Zoom, Sabtu (20/2).

Sebagai pembicara, Yuswohady selaku Managing Partner Inventure mengatakan UKM saat ada krisis yang paling pertama jatuh. Karena keuangan UKM paling tidak banyak, tabungannya tidak banyak. Tetapi UKM juga paling cepat hidup lagi.

“Karena UKM overhead nya kecil, jika Toyota jual mobil nggak laku, biayanya miliaran dan tidak bisa dirubah. Bedanya UKM begitu jatuh dia berubah bisnis lain lebih mudah, jadi karyawan tidak banyak, pabrik kecil, sangat fleksibel dalam pindah bisnis, sehingga meskipun paling cepat mati dan paling cepat hidup lagi. Sehingga bisa menjadi roda kembalinya perekonomian. Misalnya resto di masa pandemi bisa pindah ke Frozen food,” jelasnya.

Dalam menghadapi ekonomi baru, dan menciptakan new rule of the game yang baru. Di mana pelaku usaha tidak bisa beradaptasi, maka akan mati atau kolaps. Empat karakter itu tersebut diantaranya Higienitas. Saat ini semua masyarakat ingin segala yang bersih dan higienis.

“Selanjutnya low touch, pertemuan antara pedagan dan pembeli harus di minimalisir. Paling gampang di restoran pakai QR code, bisa juga dikatakan cash akan dibunuh dengan adanya pandemi. Proses cashless society semakin cepat. Kemudian Less croud, di mana ekonomi croud itu dihindari, maka tourism high croud paling terdampak pandemi. Sehingga saat bisnis tidak boleh berkerumun lagi, seperti festival-festival berhenti semua karena memang pariwisata itu high croud maka pariwisata yang terdampak,” tambahnya.

Ke empat low mobility, sektor pariwisata juga terdampak karena menuntut mobilitas. Saat ini seperti ke Bali harus road trip, dengan mobil, dan kendaraan itu paling aman dalam liburan. Maka saya prediksi mobil akan comeback, maka jadi mainstream baru orang akan takut naik pesawat maka alternatif nya kendaraan pribadi.

Perubahan Ditingkat konsumen juga ada 4 hal. Harus dilihat pelaku UKM agar bisa survive. Seperti pertama Perilaku Stay at home lifestyle. Pandemi memunculkan gaya hidup baru, kerja dari rumah, sekolah dari rumah, berobat dari rumah, bahkan berbelanja dari rumah. Seperti tidak bisa mudik dan berlanjut silahturahmi virtual.

“Kedua back to the bottom, kebutuhan kita kembali kebutuhan dasar, sebelum pandemi setahun bisa 12 kali liburan, begitu pandemi datang kebutuhannya kembali ke back to bottom, seperti kebutuhan dasar, makan minum, kesehatan keselamatan, dan koneksi internet. Ketiga, go virtual, konsumen kita lakukan dengan virtual, kita go digital kita kerjakan semua online. Maka digital menjadi booming. Terakhir terbentuknya empatic society, saat ketika kita susah semua kena krisis banyak orang takut mati, takut ga bisa aktualisasi diri, maka banyak orang berdonasi, empati peduli. Terutama saat pandemi saat ini,” lanjutnya.

Selanjutnya terkait UKM, yang paling luar tingkat teknologi, ekonomi, budaya ada banyak perubahan. Dan akan ditentukan oleh vaksinasi. Begitu vaksin efektif dan terdistribusi luas maka recovery akan cepat sekali, beda dengan krisis 1998, karena pecah krisis waktunya lama, maka balik pemulihannya pelan-pelan. Pandemi sebabnya hanya 1 karena ada virus dan orang ga bisa keluar rumah, maka otomatis ekonomi mandek. Tapi begitu vaksin, bisa keluar rumah maka pemulihan akan terjadi, maka distribusi diharapkan cepat.

“Kemudian juga dulu, memiliki aset banyak akan bangga, sekarang punya gedung mahal, karyawan banyak itu nggak bangga ya. Sekarang bisnisnya omset gede, profit gede tapi aset kecil. Bangun website sendiri agar bisa membangun retail branding sendiri agar tidak terpacu pada market place dan lainnya,” tambahnya.

Hal lainnya mengenai, fall and rise. Dan bisnis apa disektor UKM yang bisa dipilih. Yang cocok sekarang dan pasca lewat pandemi. Misalnya Survival bisnis saat pandemi seperti perbelanjaan, toko sepeda, masker, on-demand salon, meal kits delivery, home-beauty product, virtual EO, home decor. Sementara bisnis yang bisa dilakukan setelah pandemi seperti cloud kitchen, pickup and delivery, Frozen food, vaccine clinic, adventure tour, online shop, coffee, health and medical, online course, home baking, hybrid tutor, wellness studio, dan digital security. (rma/yud)


Sumber: https://radarlampung.co.id/2021/02/20/ukm-hadapi-pandemi-ekonomi-baru-dengan-rule-of-game-yang-baru/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka