Langsung ke konten utama

Transaksi digitalisasi UKM ala Kementerian BUMN tembus Rp11,4 triliun

Nilai transaksi Program Pasar Digital (PaDi) atau digitalisasi usaha kecil dan menengah (UKM) yang diinisiasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah menembus Rp 11,4 triliun.

Progam kolaborasi berbentuk marketplace yang turut melibatkan Kementerian Koperasi dan UKM dan Lembaga Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah sejak 17 Agustus 2020 lalu.Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury menutirkan capaian tersebut dihasilkan lewat kolaborasi dari skema pengadaan yang dilakukan oleh sembilan BUMN.

"Ini merupakan awalan yang baik. Meski masih tergolong kecil diharapkan melalui inisiatif PaDi pengadaan barang oleh UMKM ke BUMN bisa difasilitasi dengan baik," ujar Pahala dalam pembukaan PaDi UMKM Virtual Expo, Senin (15/2/2021).

Kolaborasi yang saat ini dilakukan merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kemitraan antara BUMN dan UMKM. "Kemitraan BUMN dan UMKM menjadi peran yang strategis untuk bisa kita tingkatkan dalam satu ekosistem ekonomi yang sangat menguntungkan secara berkelanjutan," kata Pahala.

Pahala menuturkan, skema pengadaan ini merupakan cara agar kualitas produk UMKM meningkat.Pembangunan rantai nilai dan pasok memiliki multiplier effect yang positif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi selama pemulihan pada pandemi Covid-19.

"Inisiatif pasar digital UMKM atau PaDi UMKM merupakan quick win yang bisa diterapkan mulai dari 2021 untuk bisa melakukan peningkatan sinergi UMKM dan BUMN," terang Pahala.

Program ini juga melibatkan sembilan BUMN yang menjadi anggota PaDi adalah Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, Telkom, Pertamina, PNM, Pegadaian, Wijaya Karya, Waskita Karya, PT PP dan Pupuk Indonesia. Lewat platform tersebut, UMKM diberi prioritas untuk memasok kebutuhan proyek pemerintahan maupun BUMN. Marketplace ini bertujuan untuk membuka akses pasar bagi UMKM untuk masuk dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, khususnya BUMN.


Sumber: https://www.kabarbisnis.com/read/28104821/transaksi-digitalisasi-ukm-ala-kementerian-bumn-tembus-rp11-4-triliun

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka