Langsung ke konten utama

Penggunaan Aplikasi Daring bagi Pelaku UMKM Sebagai Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi

Pada saat ini telah kita ketahui bahwa indonesia bahkan di seluruh dunia telah dilanda musibah, yaitu dengan datangnya sebuah penyakit yang disebabkan oleh coronavirus (Covid-19). virus yang sudah menjadi sebuah pandemi ini telah mewabah di indonesia sekitar 8 bulan. Virus yang semulanya mewabah di Wuhan, Tiongkok sejak bulan Desember 2019. Dengan penyebaran yang sangat cepat, sehingga hingga saat ini Covid-19 tersebut telah menjadi sebuah pandemi yang terjadi diseluruh dunia.

Covid-19 ini memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap segala aspek terutama pada kesehatan dan perekonomian negara. Dengan adanya pandemi Covid-19 tidak dapat dipungkiri bahwa perekonomian indonesia saat ini sedang berada dalam kondisi yang dibilang “sangat tidak stabil”. Pandemi Covid-19 ini memang memiliki banyak dampak bagi kehidupan kita, termasuk ke bidang teknologi, lingkungan dan masyarakat. Akibat dari pandemi Covid-19 ini pertumbuhan ekonomi indonesia menurun jauh, kinerja ekonomi yang melemah ini turut pula berdampak pada situasi ketenagakerjaan di indonesia. salah satu akibatnya, banyak pekerja yang dirumahkan atau bahkan diberhetikan (PHK). Dampak Covid-19 selain mempengaruhi sektor ketenagakerjaan juga mempengaruhi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang tersebar di indonesia.

UMKM adalah perusahaan kecil yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu. usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di indonesia memberikan pengaruh yang cukup besar, sehingga di masa pandemi ini banyak dampak negatif yang dirasakan. Pada saat pandemi seperti ini ada beberapa kebijakan pemerintah dalam memberikan aturan untuk melakukan segala aktivitas dirumah atau Work From Home (WFH) serta adanya pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dan penerapan Social Distancing. Dengan adanya Kebijakan-kebijakan tersebut para pelaku UMKM yang kemudian mengubah model bisnis dari konvensional menjadi digitalisasi. Yaitu dengan mengubah jual beli dengan memanfaatkan teknologi atau biasa disebut jual beli online. Mungkin salah satu medianya yang saya akan bahas disini yaitu Go-Food.

Go-Food adalah layanan pesan antar makanan terbesar di dunia, diluar Cina dan bekerja sama dengan 400,000 merchant diberbagai kota di indonesia. Terdapat lebih dari 400,000 restoran telah menjadi Go-Food Partner dan resmi bekerja sama dengan Go-Food. Fitur Go-Food ini merupakan pengembangan dari Go-Jek yang berbasis transportasi. Kurir pengantar makanan pun merupakan pengemudi Go-Jek. Go-Food diklaim mampu melayani permintaan pemesanan makanan selambatnya selama 60 menit. Waktu ini sudah termasuk memesan lewat aplikasi Go-Jek, hingga makanan sampai ke tujuan.

Para pengusaha UMKM menobatkan pelayanan Go-Food dari Go-Jek sebagai mitra bisnis yang menguntungkan secara omzet. Selain menguntungkan, Go-Food turut berkontribusi terhadap peningkatan volume transaksi hingga kenaikan klasifikasi omzet usaha. Dari hasil riset yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI). Menurut Wakil Kepala LD FEB UI, Paksi C. K. Walandow, dari ke empat aplikasi yang ditawarkan GOJEK, layanan pesan-antar makanan Go-Food menjadi penyumbang terbesar dalam kontribusi kemajuan perekonomian dimasa pandemi ini. selain dapat menguntungkan serta meningkatkan omzet usaha, ada beberapa keuntungan lain bagi pengusaha UMKM bermitra dengan Go-Food, seperti meningkatkan popularitas, menjangkau konsumen lebih luas, memberikan kemudahan bagi pelanggan, kemudahan mempromosikan menu, dan membantu meningkatkan UMKM.

Begitu banyak keuntungan-keuntungan yang diberikan oleh Go-Food bagi para pengusaha UMKM, bukan hanya bagi Pengusaha UMKM tetapi bagi si pembeli atau si pemesan yang menggunakan Go-Food tersebut. Kelebihan yang didapat, seperti hemat tenaga, hemat waktu, leluasa memilih makanan dan harga, hemat biaya, dan masih banyak lagi. 


Sumber: https://www.depokpos.com/2021/02/penggunaan-aplikasi-daring-bagi-pelaku-umkm-sebagai-pemulihan-ekonomi-di-masa-pandemi/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...