Langsung ke konten utama

BRI Cari Sumber Pertumbuhan Baru di Segmen Ultramikro

Sunarso.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso menegaskan, BRI berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). BRI akan terus mencari sumber pertumbuhan baru di segmen UMKM, terutama segmen mikro yang menjadi fokus bisnis perseroan. Ke depan, BRI bahkan menyentuh segmen yang lebih kecil lagi yakni ultramikro.

Berdasarkan data riset Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, pada tahun 2018, terdapat 57 juta usaha UMKM di Indonesia, di mana 30 juta d iantaranya belum mendapat akses pendanaan formal. Dari 30 juta yang belum mendapatkan akses pendanaan formal tersebut, 5 juta di antaranya masih mendapatkan sumber pendanaan dari rentenir.

Menurut Sunarso, di BRI saat ini terdapat 10,2 juta nasabah mikro, di mana 93% di antaranya masih merupakan kategori ultra mikro. Jumlahnya mencapai 9,5 juta dan outstanding kredit sebesar Rp 205 triliun.

“BRI menyadari untuk memberdayakan dan mengembangkan segmen ultra mikro tersebut, dibutuhkan teknologi dan digitalisasi, sehingga BRI dapat melayani masyarakat sebanyak banyaknya dengan biaya semurah mungkin,” kata Sunarso dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (18/2/2021).

Menurut Sunarso, hal tersebut dapat dicapai dengan cara go smaller, go shorter dan go faster. “Go shorter artinya tenor yang pendek-pendek sesuai dengan kebutuhan nasabah, kemudian prosesnya harus dipercepat atau go faster melalui digitalisasi, dan pada akhirnya kita bisa memberikan layanan kepada nasabah-nasabah UMKM sebaik mungkin dengan biaya murah,” kata Sunarso.


Sumber: https://www.beritasatu.com/ekonomi/734803/bri-cari-sumber-pertumbuhan-baru-di-segmen-ultramikro

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...