Dinas Koperasi dan UMKM ikut berperan dan terus berupaya meningkatkan kualitas dan penguatan koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berbasis syariah dan digitalisasi.
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Prov Jatim, Dr Mas Purnomo Hadi MM, Selasa (2/3/2021).
“Seperti yang dituangkan dalam Nawa Bhakti Satya pada poin ke-7 yaitu Jatim berdaya yang di dalamnya berisi tentang program-program yang harus dilakukan para OPD. Termasuk dinas Koperasi yang mempunyai tugas di mana UMKM harus diberdayakan, koperasi perempuan harus diberdayakan, termasuk di dalamnya bumdes, termasuk di dalamnya branding, dan juga termasuk sertifikasi terhadap produk UMKM,” katanya
Lebih lanjut dikatakannya, saat ini mengarah ke digitalisasi yaitu 4.0 yang sudah berjalan selama ini, namun harus diimbangi dengan suatu kegiatan-kegiatan yang berbasis syariah. Koperasi di Jawa Timur ada 22.450, namun masih 15 persen koperasi syariah yakni 3.250 koperasi syariah.
“Saya berharap dalam jangka waktu 5 tahun jumlah koperasi Syariah bisa bertambah hingga 5 ribuan koperasi yang berbasis Syariah. Kita akan terus berkoordinasi dengan Unair, dengan lembaga-lembaga yang berbasis Syariah sehingga memfungsikan lembaga koperasi menjadi Syariah,” tambahnya.
Dikatakannya, UMKM mempunyai peranan penting dalam perekonomian Jatim, apalagi saat ini ada program industri halal, selain produk juga ada kelembagaan, sumber daya manusia harus unggul dalam mengelolah produk, produksinya, permodalan dan pasar.
Menurutnya, UMKM itu punya produk yang tidak hanya menghasilkan makanan atau minuman begitu saja, tapi harus ada kemasannya yang bagus, tidak cukup kemasan yang bagus tapi apa yang tertera dalam kemasan tersebut, harus ada sertifikasinya, harus ada SNI-nya, halalnya juga ada, kesehatannya dan lain-lain.
Di sisi lain, Direktur Sekolah Pascasarjana Unair, Prof Badri Munir Sukoco mengatakan, untuk membuat UMKM Jatim berkontribusi industri halal pasti yang menjadi dominan tentu masalah sertifikasi halal penting untuk dilakukan.
Menurutnya, tidak hanya mengandalkan UMKM, tentu ada perguruan tinggi yang bisa membantu pemerintah untuk mendesain sebuah ekosistem, perlu ada hotel juga disana, restoran yang halal, juga Pemda dengan peraturan-peraturan daerah yang mendukung Pengembangan industri halal di daerahnya, penguatan pariwisatanya yang harus konsisten mengembangkan kehalannya, ada perusahaan transportasi dan penduduk yang bergerak di bidang UMKM.
Dicontohkannya, di daerah Gresik akan mengembangkan kawasan Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri, untuk pariwisata mereka membutuhkan dukungan dari produk makanan, tapi daerah yang agrowisata dikembangkan dalam bentuk atau kemasan yang halal.
“Menurut saya, industri apapun yang akan dijadikan driver utama apakah itu makanan, turism, fashion, kosmetik, kosmetik dan lainnya, harus ada sesuatu yang cukup menarik dengan narasi yang kuat di masing-masing daerah sehingga bisa mendorong domestik turism baik yang dari nasional, Jawa timur atau lokal, “ ujarnya.
https://www.g-news.id/dinas-koperasi-jatim-terus-tingkatkan-kualitas-koperasi-umkm-berbasis-syariah/
Komentar
Posting Komentar