Langsung ke konten utama

Strategi Bank Indonesia Dorong Pemulihan Ekonomi RI

Strategi Bank Indonesia Dorong Pemulihan Ekonomi RI

Bank Indonesia (BI) telah mengerahkan semua instrumen bank sentral mendukung pemulihan ekonomi Indonesia, demi mencapai pertumbuhan ekonomi 4,3 - 5,3 persen pada tahun ini. Seperti pemberian stimulus kebijakan moneter, relaksasi kebijakan makroprudensial, digitalisasi sistem pembayaran hingga membantu pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui kerja sama dengan pemerintah.

"Semua instrumen kami mendukung untuk pemulihan ekonomi. Rupiah kita juga menguat dari Rp 16,575 per USD pada Maret tahun lalu menjadi sekitar Rp 14.300 saat ini," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu (3/3).

Perry menjelaskan, BI juga telah memangkas suku bunga acuan enam kali sejak tahun lalu dari 150 basis poin (bps) menjadi 3,50 persen. "Ini merupakan yang terendah dalam sejarah," jelas Perry.

BI juga menetapkan batas uang muka atau down payment (DP) 0 persen untuk kredit kendaraan bermotor per 1 Maret 2021. Ketentuan ini berlaku baik untuk kendaraan bermotor roda dua (motor) maupun kendaraan roda empat (mobil).

Perry menjelaskan bahwa digitalisasi sistem pembayaran merupakan salah satu instrumen yang dimiliki BI untuk membantu pemulihan perekonomian Indonesia. Dalam hal ini BI antara lain memperluas penggunaan QRIS secara nasional untuk 12 juta merchant pada 2021.

Berdasarkan proyeksi BI, transaksi e-commerce pada 2021 akan meningkat sebesar 33,2 persen dengan nilai Rp 337 triliun. Selain itu, penggunaan uang elektronik pun diprediksi akan naik 32,3 persen pada tahun ini dengan nilai RP 266 triliun. Begitu pula dengan transaksi perbankan digital yang akan tumbuh sebesar 19,1 persen pada 2021.

"Akselerasi ekonomi dan finansial digital akan membantu pemulihan ekonomi. Kami optimis untuk pemulihan ekonomi ini," tutur Perry.


https://www.merdeka.com/uang/strategi-bank-indonesia-dorong-pemulihan-ekonomi-ri.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...