Langsung ke konten utama

Terdampak Corona, Hampir Semua Pelaku UMKM Tutup Usaha

Perajin membuat kerajinan aksesoris berkarakter hati dengan bahan baku tong  bekas di Pasar Kabangan Solo, Jawa Tengah, Sabtu (28/3/2020). Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memberi stimulus ekonomi hingga Rp2 triliun kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) guna menjaga daya beli para pengusaha kecil di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi virus Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyebaran virus corona yang terjadi di Indonesia sejak awal Maret, berdampak besar terhadap perekonomian nasional. Terutama ke usaha para pelaku Usaha Mikro Keci Menengah (UMKM).

Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun menyatakan, saat ini sudah hampir semua pelaku UMKM tutup. Mereka tidak bisa bertahan di tengah wabah corona.

"Sekarang tidak bisa bertahan. Gulung Tikar alias bangkrut," ujar Ikhsan kepada Republika.co.id pada Rabu (1/4).

UMKM, kata dia, sedang menanti kapan penyebaran Covid-19 atau virus corona berakhir. "Karena usaha sudah tutup," tuturnya.

Ia melanjutkan, berbagai stimulus yang telah dikeluarkan pemerintah untuk UMKM terasa tidak cukup. Sebab yang dibutuhkan para pelaku yakni iklim usaha sehat serta kondusif.

"Jika seperti saat ini, keadaan tidak sehat. Tidak kondusif pula," tegas Ikhsan.

Sebelumnya, Melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) yang ditandatangani Presiden Joko Widodo, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan demi menjaga stabilitas ekonomi negara. Di antaranya memberikan kemudahan pembiayaan sekaligus menangguhkan kredit pelaku UMKM.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kemudian merincikan, stimulus tersebut diberikan ke debitur UMKM lewat penilaian kualitas kredit sampai Rp 10 miliar, berdasarkan ketepatan membayar dan restrukturisasi untuk seluruh kredit tanpa melihat plafon kredit. Hanya saja Ikhsan menilai, implementasi stimulus tersebut masih simpang siur.

"Terutama pada institusi di luar kontrol pemerintah. Misalnya leasing yang masih saja bekerja seperti biasa," ujarnya.
sumber:https://republika.co.id/berita/q83qt4383/terdampak-corona-hampir-semua-pelaku-umkm-tutup-usaha

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengubah blog menjadi mesin uang

You probably know that while visits are nice, leads, well, are so much nicer. Simply put, blogging for the sake of driving more traffic to your website doesn’t cut it any more. You need to find a way to monetize your content. The real value lies in the ability to take this traffic and convert it into real leads, and eventually revenue, for your company. >  Learn how to monetize your content with Roojoom Back in 2014, HubSpot’s research found that marketers who prioritize blogging are  13 x more likely  to enjoy positive ROI. Not surprisingly, the same report found that marketers’ top two business concerns are increasing the number of leads generated, and turning those leads into customers. Once you’ve set your priorities straight, and start blogging at least once a week – if not twice or three times, it’s time to create a clear conversion path from your blog. This will help ensure that any top-of-the-funnel visitors can easily see what the next step is for th...

Indonesia businesses turn to digital transformation

With a fast-growing digital economy that is predicted to eventually  dominate  the Southeast Asia region, Indonesia’s digital economy is set to contribute significantly to the nation’s economic growth. Global cloud giants such as AWS and Google Cloud know this, and have announced plans to  deploy cloud regions in Indonesia . But as Indonesia businesses adopt digital technologies, are they looking to the cloud or relying on colocation facilities for their digital infrastructure? State of digital – Wikimedia Commons While there is a tendency for startups to establish their IT systems solely on the cloud due to its low entry cost and scalability, large organizations are likely to continue building data centers because it makes the most economic sense for them, notes Sutedjo Tjahjadi, the managing director of PT Datacomm Diangraha’s cloud business. “[Startups] can use various cloud systems to prototype and quickly get started,” he explained. “Organizations ...

Antisipasi Risiko Keamanan OT, Schneider Electric Berbagi 4 Prinsip Dasar Cybersecurity

Jakarta, 02 April 2020 – Schneider Electric, perusahaan global dalam transformasi digital di pengelolaan energi dan otomasi, mengungkapkan pentingnya memahami risiko keamanan teknologi operasional (Operational Technology / OT) dan prinsip dasar dalam memperkuat ekosistem digital agar lebih aman, lebih produktif dan lebih efisien untuk mengantisipasi risiko serangan siber (cybercrime) yang semakin tinggi di era revolusi industri 4.0. Tidak hanya itu, Schneider Electric juga menekankan perlunya membangun kerjasama strategis antara pemerintah, pelaku industri, penyedia teknologi, pengamat dan akademisi untuk bersama-sama berkolaborasi memerangi serangan siber. Sekitar 20 miliar objek terhubung ke internet saat ini, dimana objek dan mesin menjadi semakin saling terhubung satu sama lain. Ketika industri global mengintegrasikan teknologi di pusat fasilitas dan operasionalnya, pertanyaan yang kemudian muncul dalam pikiran setiap orang adalah: bagaimana mengamankan lanskap digital yang be...