Langsung ke konten utama

Bisnis Kuliner Empat UMKM Ini Masih Berputar di Tengah Pembatasan Sosial

tribunnews

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pandemi virus corona membuat banyak sektor usaha mengalami konstraksi. Omset turun drastis.
Bagi pengusaha UMKM, terutama yang bergerak di bisnis kuliner, pemberlakuan pembatasan sosial yang diterapkan secara masif untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 telah mengubah pola usaha dan perilaku pelanggan.
Dari semula bisa makan di tempat, kini menjadi take away alias dibawa pulang.
Sejumlah UMKM makanan yang menhadi mitra merchant GrabFood di Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan masih bisa mempertahankan usahanya dengan memanfaatkan platform pesan antar makanan.
Seperti dinyatakan Muhammad Muhlis, Manager Pemasaran Wingz O Wingz, pengusaha makanan dengan kreasi menu daging ayam di Bandung dengan 250 karyawan.
Dia mengaku transaksi pembelian makan di tempat kini hanya tinggal 5 persen. "Sesuai imbauan pemerintah kami juga membatasi kunjungan pelanggan untuk makan di tempat dengan mengutamakan layanan take away atau order memakai aplikasi,” ujarnya.
Omzet Wingz O Wingz selama ini berasal dari pelanggan yang makan di tempat serta pelanggan yang memesan online. Namun kini hanya mengandalkan penjualan online sebagai sumber pemasukan.
“Dalam situasi saat ini ketika semua orang diam di rumah saja, aplikasi Grab sangat membantu bisnis kami untuk bertahan," ujarnya.
Di Surabaya, Ayam Bakar Primarasa yang legendaris yang dikelola Edwin Sugiaurto (29), generasi kedua usaha ini, masih bertahan di tengah hantaman pandemi corona.
"Kami memilih untuk beroperasi seperti biasa supaya karyawan tetap memperoleh gaji utuh setiap bulan, dengan meningkatkan standar kebersihan dan prosedur pengecekan kesehatan," ujar Edwin yang mengaku memiliki 100an karyawan di tujuh cabang.
Pendapatan utama rumah makan ini biasanya dari pelanggan yang makan di tempat. Kini berubah. Sekitar 50 persen total transaksi datang dari pesanan online.
 UMKM kuliner mitra GrabFood di Makassar, MasterCheese, mengubah jam operasionalnya menjadi lebih singkat dan kini mengandalkan pesanan online.  
“Memang lewat pesanan online, terutama Grab itu tetap banyak. Dulu saja sebelum Corona, 50 persen pesanannya dari Grab, sekarang pesanan online dari Grab naik sampai 80 persen," kata Yulianti, sang pemilik.
Erwin Susanto (38), yang mengelola UMKM kuliner Martabak Mekar di Medan bercerita, sejak corona merebak, kebanyakan pembelinya memesan dari aplikasi GrabFood. "Saya masih buka seperti biasa, meski saya sudah ada rencana untuk tutup satu jam lebih cepat. Jumlah pesanan sendiri masih seperti biasa, belum terpengaruh pandemi," tuturnya.
Neneng Goenadi, Managing Director Grab Indonesia mengatakan, pihaknya memiliki berbagai inisiatif guna mendukung upaya mitra merchant melawan pandemi Covid-19 di berbagai kota tempat Grab beroperasi. 
Yakni dengan menerapkan standar keamanan terpadu untuk layanan pesan-antar makanan. Pihaknya Kami mengembangkan sejumlah pedoman, perangkat, dan materi pelatihan baru yang oleh mitra merchant diimplementasikan dalam proses kerja harian mereka.
Standar yang dimaksud antara lain menghadirkan opsi pengantaran tanpa kontak sebagai langkah perlindungan bagi pelanggan sekaligus mitra, menyertakan Kartu Keterangan
"Pengiriman GrabFood yang berisi catatan tanggal, waktu, nama dan suhu tubuh karyawan yang menyiapkan makanan pada setiap kemasan makanan yang dipesan dan pemeriksaan suhu tubuh pelanggan, karyawan serta mitra pengantaran secara rutin,” ujarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...