SAMARINDA - Wabah virus corona yang menyerang negara-negara di dunia, termasuk Indonesia juga Kalimantan Timur, akhirnya berdampak pada seluruh sektor sosial dan ekonomi, terutama subsektor usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Atas kondisi ini, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Disperindagkop) UKM Kaltim melakukan pendataan para pelaku UMKM di Kalimantan Timur, khususnya para pelaku usaha yang terdampak penyebaran wabah virus corona (Covid-19).
"Tujuan pendataan sebagai data UMKM yang terdampak Covid-19 sebab mengalami penurunan produksi dan penjualan produk omset jualan. Sampai karyawan diPHK," kata Kepala Disperingdagkop dan UKM Kaltim Fuad Assadin, Ahad (12/4).
Pendaftaran dilakukan dengan pengisian formulir pendataan sendiri secara online oleh para pedagang sayur keliling, pedagang pasar malam, asongan keliling, tahu gunting, bakso, pedagang pasar tradisional, tukang ojek pangkalan, ojek online, penjual gorengan, warung sembako mikro dan pelaku usaha lainnya.
Program secara online dan manual ini digagas Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Disperindagkop UKM Kaltim. Data digunakan untuk bahan pengambilan kebijakan Pemprov dalam mengatasi dampak virus corona bagi dunia usaha UMKM, saat melanda dan pasca Covid-19.
"Data akan dikirimkan ke Kemenkop dan UKM RI. Data akan digunakan sebagai program dan kegiatan untuk penanganan usaha UMKM yang terdampak Covid-19 oleh Pemprov juga pusat," jelas Fuad.
Disebutkannya, pendaftaran online bisa dilakukan di situs bit.ly/datausahaultra mulai dibuka sejak Sabtu (11/4). Saat ini, sesuai data manual sudah ada sekitar 300 pendaftar. Sedangkan pendaftar online sudah mencapai 823 orang.
"Kami menggunakan aplikasi atau akun Data UMi (Usaha Mikro). Batas waktu sampai pendaftar mencapai 1.500 orang. Kami berharap segera masyarakat, khususnya pelaku UMKM untuk mendaftarkan dirinya, segera," ungkap Faud.
Disperindagkop dan UKM Kaltim melakukan 5 langkah strategis untuk mengantisipasi dampak virus corona ini. Salah satunya memberikan bantuan permodalan dan mendorong para pelaku usaha melakukan diversifikasi usaha seperti pembuatan masker.
“Kita mengalokasikan dana secara khusus yang nantinya bisa menyerap sekitar 500 pelaku usaha yang sudah didata,” kata Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim Fuad Assadin saat rapat melalui video conference dengan Komisi IV DPRD Kaltim, Senin (13/4/2020).
Rinciannya, Samarinda 250 UKM, Balikpapan 30 UKM, Panajam Paser Utara 5 UKM, Kutai Kartanegara 75 UKM, Kutai Barat 5 UKM, Berau 15 UKM, Bontang 15 UKM dan Kutim 10 UKM, sehingga totalnya 405 UKM dan masih membutuhkan 95 pelaku usahab dari Kabupaten Paser dan Mahakam Ulu.
Disperindagkop juga akan mendorong pera pelaku usaha untuk melakukan penjualan secara online.
Dalam penjualan secara online, pemerintah akan memberi bantuan ongkos angkut, termasuk program pasar murah, dimana dalam pelaksanaan pasar murah nanti, tidak dilakukan seperti sebelumnya.
Dalam penjualan secara online, pemerintah akan memberi bantuan ongkos angkut, termasuk program pasar murah, dimana dalam pelaksanaan pasar murah nanti, tidak dilakukan seperti sebelumnya.
Distributor akan melayani pembeli melalui jasa pengangkutan, dijasa angkutan itu nanti subsisdi akan diberikan. Itu merupakan langkah strategis dalam mengantipasi pandemi Covid-19.
Hal strategis lain yang perlu mendapat perhatian adalah pasar. Bagaimana agar akses pasar bisa terus diperluas baik di dalam maupun di luar negeri, baik melalui outlet maupun online.
Fokus juga pada peningkatan produksi dan inovasi untuk meningkatkan daya saing produksi dan jasa. (yans/mar/sul/adv)
Komentar
Posting Komentar