Langsung ke konten utama

Sederet Program BRI untuk UMKM Terdampak Corona

BRI UMKM

Jakarta - 
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengeluarkan beberapa program buat pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang terdampak virus Corona (Covid-19). Mulai dari pendampingan dan konsultasi bisnis hingga program CSR yang melibatkan agen BRILink.
Corporate Secretary BRI Amam Sukriyanto menjelaskan, di samping mengimplementasikan POJK terkait relaksasi kredit UMKM, BRI juga memiliki berbagai program untuk mendorong keberlanjutan UMKM di Indonesia.
Pertama, pendampingan dan konsultasi bisnis. Amam menjelaskan nasabah UMKM BRI yang bisnisnya terganggu akibat Covid-19 mendapatkan pendampingan dan konsultasi bisnis dari tenaga pemasar BRI. Saat ini BRI memiliki lebih dari 38 ribu tenaga pemasar (Relationship Manager) yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Peran RM ini akan mendampingi sekaligus sebagai konsultan apabila pinjaman nasabah dilakukan restrukturisasi hingga proses restrukturisasi tersebut berjalan lancar," urai Amam dalam keterangannya, Minggu (5/4/2020).
Kedua, membantu penjualan produk UMKM. Seperti diketahui, imbauan pemerintah agar masyarakat melakukan physical distancing mempengaruhi penjualan pelaku UMKM. Menyiasati hal tersebut, kata Amam, Bank BRI membantu pelaku UMKM binaannya untuk terhubung dengan ekosistem sehingga mampu berjualan secara online, salah satunya melalui Indonesia Mall.
"Indonesia Mall merupakan platform digital yang bertujuan untuk memfasilitasi UMKM binaan BRI dalam memperluas jangkauan penjualan produk mereka. Para pelaku UMKM yang berminat masuk dalam Indonesia Mall cukup melalui proses tahapan-tahapan mudah," jelasnya.
Nasabah diwajibkan melengkapi data dan mendaftarkan usahanya terlebih dahulu dengan mengakses microsite Indonesia Mall di website Bank BRI lewat tautan https://bri.co.id/web/indonesiamall. Selanjutnya pihak penjual akan diminta untuk menyiapkan dokumentasi produk, mengirimkan sampel barang, hingga proses pengiriman barang ke gudang-gudang inventory yang dikelola oleh BRI. Barang tersebut selanjutnya akan dibantu oleh BRI untuk dijual melalui platform Indonesia Mall.
Produk-produk unggulan dari UMKM mitra binaan BRI dapat langsung dibeli di e-commerce rekanan seperti Qoo10 Singapura, Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Blanja.com dan Blibli.com.
Lebih lanjut Amam menjelaskan program ketiga ialah pendidikan dan pelatihan online. BRI melalui Rumah Kreatif BUMN (RKB) menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan online 'RKB Virtual Training' yang dilakukan melalui aplikasi UMKM Smart. Sejak adanya imbauan physical distancing hingga saat ini telah digelar 19 pelatihan secara online.
"Ini merupakan upaya BRI untuk terus mendorong para pelaku UMKM untuk meningkatkan kapasitas diri dan usahanya di tengah imbauan pemerintah untuk pembatasan fisik guna menekan penyebaran Covid-19," ujar Amam.
Lalu, program keempat ialah melalui program CSR. Amam menjelaskan sebagai upaya perseroan membantu pemerintah dalam menanggulangi penyebaran Covid-19, hingga saat ini BRI telah menyalurkan dana CSR BRI sebesar Rp 37,25 miliar melalui berbagai program. Khusus untuk beberapa program CSR, BRI melibatkan pelaku UMKM sehingga roda perputaran usaha mereka tetap berjalan.

"Sebagai contoh pembagian 50 ribu paket sembako di seluruh Indonesia kami salurkan melalui Agen BRILink di mana mereka mendapatkan fee dan juga di sisi lain persediaan mereka menjadi laku terjual. Ini merupakan bukti nyata BRI turut membantu pelaku UMKM di tengah pandemi Covid-19," pungkas Amam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...