Langsung ke konten utama

Huawei meraup penjualan global US$ 123 miliar di 2019

Huawei meraup penjualan global US$ 123 miliar di 2019

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Huawei mencatatkan kinerja keuangan positif di sepanjang tahun lalu. Perusahaan teknologi asal Tiongkok ini mencatatkan penjualan global pada 2019 mencapai CNY 858,8 miliar atau US$ 123 miliar (kurs per 31 Desember 2019, CNY 6,9840 per dollar AS), atau mengalami kenaikan tahunan hingga 19,1%.
Adapun laba bersih pada 2019 tercatat CNY 62,7 miliar atau US$ 9 miliar. Sedangkan arus kas dari kegiatan operasional melampaui CNY 91,4 miliar atau US$ 13,1 miliar, dengan kenaikan per tahun mencapai 22,4%.

Sebagai wujud investasi jangka panjang dan berkelanjutan di bidang riset dan inovasi teknologi, Huawei telah menginvestasikan 15,3% dari pendapatan 2019 – atau CNY 131,7 miliar untuk kebutuhan riset dan pengembangan. Total pengeluaran untuk riset dan pengembangan selama satu dasawarsa terakhir melampaui CNY 600 miliar.
“Tahun 2019 menjadi tahun yang luar biasa bagi Huawei,” ujar Eric Xu, Rotating Chairman Huawei dalam pernyataan resminya, Selasa (31/3).
Meskipun mengalami tekanan yang sangat berat dari pihak luar, kata dia, tim Huawei memiliki komitmen kuat untuk terus maju dan fokus dalam meningkatkan kontribusi kepada para pelanggan. "Kami bekerja keras untuk terus memperkuat kepercayaan pelanggan serta para mitra di seluruh dunia. Bisnis kami tetap solid,” imbuh Xu.

Pada 2019, bisnis operator Huawei menjadi yang terdepan dalam peluncuran komersial jaringan 5G. Untuk mendukung adopsi komersial lebih lanjut dan mendorong inovasi baru dalam aplikasi 5G, Huawei berkolaborasi dengan operator telekomunikasi di seluruh dunia membangun pusat inovasi 5G.
Solusi BTS RuralStar dari Huawei secara efektif dapat menjawab problem jangkauan layanan di daerah-daerah terpencil. Solusi-solusi ini telah digunakan di lebih dari 50 negara dan kawasan dan terbukti mampu menghadirkan layanan internet mobile bagi lebih dari 40 juta masyarakat yang tinggal di daerah terpencil.
Pada 2019, pendapatan dari bisnis telekomunikasi Huawei mencapai CNY296,7 miliar atau sekira US$ 42,5 miliar, mengalami peningkatan tahunan mencapai 3,8%.
Bisnis enterprise Huawei terus memberikan dukungan terhadap terselenggaranya transformasi digital bagi para pelanggan yang berasal dari berbagai industri seiring dengan komitmennya membantu meletakkan landasan untuk terbangunnya dunia digital.
Secara global, terdapat lebih dari 700 kota dan 228 perusahaan yang termasuk di dalam jajaran Fortune Global 500 telah memilih Huawei sebagai mitra transformasi digital mereka.
Pada tahun 2019, Huawei mengumumkan strategi komputasinya untuk pengolahan kesuburan tanah, mendukung dunia cerdas yang makin berkembang. Sebagai bagian dari strategi ini, Huawei meluncurkan prosesor AI tercepat di dunia, yaitu Ascend 910, serta klaster pelatihan AI Atlas 900. Pada tahun 2019, pendapatan penjualan dari bisnis enterprise Huawei mencapai CNY89,7 miliar atau sekira US$12,8 miliar, mengalami kenaikan per tahun sebesar 8.6%.
Sementara itu bisnis consumer Huawei terus mengalami pertumbuhan yang pesat. Sepanjang tahun 2019, pengapalan smartphone Huawei mencapai total 240 juta unit. Huawei melaporkan lebih lanjut progres pengembangan ekosistem Seamless AI Life di seluruh skenario dan perangkat, yang meliputi komputer personal, tablet, wearables, dan smart screens.
Pada tahun lalu, pendapatan penjualan bisnis consumer Huawei mencapai CNY 467,3 miliar atau US$ 66,9 miliar, mengalami peningkatan 34% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Ke depan, tantangan dari luar akan semakin kompleks,” ujar Xu. Mereka bertekad untuk terus memperkuat apa yang selama ini menjadi keunggulan serta daya saing produk dan layanan Huawei, mendorong terwujudnya inovasi secara terbuka dan dihadirkannya nilai bagi pelanggan dan masyarakat secara umum guna meraih seluruh peluang yang dihadirkan oleh industri transformasi digital yang cerdas, sekaligus menjaga pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...