Langsung ke konten utama

Pemerintah diminta segera berlakukan safeguard impor barang jadi garmen

Asosiasi Pengusaha Industri Kecil Menengah Indonesia (APIKMI) mendesak pemerintah untuk menerbitkan kebijakan safeguards atau tindakan pengamanan terhadap impor barang jadi garmen. Kebijakan safeguards yang baru berlaku untuk bahan baku impor saja dinilai bisa membunuh industri kecil menengah (IKM) di Tanah Air.

"Pemerintah harus bertindak cepat, untuk menerbitkan kebijakan safeguards barang jadi impor, agar situasi saat ini tidak dijadikan sebagai celah oleh segelintir pihak yang memanfaatkan keadaan," kata Sekjen APIKMI, Widia Erlangga dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (24/3/2021).

Widia menjelaskan, pemberlakuan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Sementara (BMTPS) alias safeguards terhadap impor tekstil dan produk tekstil (TPT) pada November 2019 berimbas kepada kelangkaan bahan baku impor di pasar domestik. Sementara kapasitas produksi dari para industri tekstil lokal saat ini menurun secara signifikan dan tidak dapat memenuhi permintaan di pasar domestik.

"Selajutnya hal kedua yang menyulitkan bagi IKM garmen adalah gempuran barang jadi impor dari China dan Thailand yang saat ini sangat banyak sekali dan amatlah mudah didapatkan di pasar domestik," kata dia.

Dia mengungkapkan, sejauh ini para pelaku IKM garmen merasa produk mereka tidak dapat bersaing dengan barang jadi impor yang belum di kenakan bea masuk tambahan seperti bahan baku impor. Kemudian, banyak pula pihak yang beralih untuk mengimpor produk barang jadi karena dinilai lebih mudah dan ekonomis dibandingkan dengan memproduksi di dalam negeri sendiri.

Dia mencontohkan jumlah impor kerudung dari tahun 2017 hingga 2019. Pada 2017 pihaknya mencatat ada sebesar 84,1 juta potong, dan pada tahun 2018 menjadi 125,2 juta potong. Kemudian pada tahun 2019 jumlahnya meningkat menjadi 105,6 juta potong.

"Dalam tiga tahun terakhir terjadi pengingkatan nilai impor barang jadi berupa kerudung tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa safeguard untuk barang jadi garmen harus segera direalisasikan," jelas dia.

Dia melihat bahan baku yang diberlakukan bea masuk pengamanan akan tetapi barang jadi garmen impor tidak diberlakukan secara bisnis akan lebih menguntungkan impor barang jadi. Hal tersebut, kata dia, dapat membunuh industri IKM garmen.

"Secara bisnis akan lebih menguntungkan impor barang jadi dan secara langsung dapat membunuh industri IKM garmen," jelas dia.

Calon penumpang pesawat udara membawa barang bawaan di Terminal Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Ahad (3/1).

Dia berharap, proses produksi pelaku IKM garmen atau konveksi kembali stabil dan harga jual yang ditawarkan ke konsumen tetap kompetitif. Kebijakan safeguards untuk barang jadi impor garmen ia nilai dapat meringankan para pelaku IKM sektor konveksi atapun garmen.

"Dan barang barang produksi lokal baik dari para pelaku IKM ataupun industri dalam negeri dapat menjadi primadona di pasar domestik negerinya sendiri," kata dia.


https://www.kabarbisnis.com/read/28105586/pemerintah-diminta-segera-berlakukan-safeguard-impor-barang-jadi-garmen

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka