Langsung ke konten utama

Gandeng Bukalapak, LKPP Siap Digitalisasikan 6,5 Juta UMKM

Gandeng Bukalapak, LKPP Siap Digitalisasikan 6,5 Juta UMKM

Pemerintah menargetkan untuk terus mentransformasikan seluruh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ke arah digital. Hal ini yang kemudian menjadi alasan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) mendukung UMKM Go Digital.

Dukungan tersebut direalisasikan dengan menggandeng BukaPengadaan, yang merupakan lini bisnis e-procurement dari salah satu perusahaan e-commerce berstatus unicorn di Indonesia Bukalapak.

"Pada 2020, kami menunjuk BukaPengadaan sebagai mitra operator guna mendukung program UMKM Go Digital," kata Sekretaris Utama LKPP Setya Budi Arijanta, dalam diskusi virtual, Jumat (19/3/2021).

1. Program Bela Pengadaan

Gandeng Bukalapak, LKPP Siap Digitalisasikan 6,5 Juta UMKMIlustrasi e-commerce. IDN Times/Helmi Shemi

Dalam programnya yang bernama Bela Pengadaan, Setya Budi berharap pihaknya bersama dengan BukaPengadaan mampu membantu para UMKM yang terdaftar di Bukalapak, terlebih mereka yang terdampak pandemik COVID-19.

“Program Bela Pengadaan yang menggandeng sejumlah marketplace diharapkan mampu memberikan stimulus perekonomian kepada usaha mikro dan usaha kecil melalui belanja pemerintah yang saat ini terdampak pandemik COVID-19," ucap Setya Budi.

2. Potensi jutaan UMKM

Gandeng Bukalapak, LKPP Siap Digitalisasikan 6,5 Juta UMKMFoto hanya ilustrasi. (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Jutaan pelapak UMKM yang ada di Bukalapak menjadi alasan LKPP menggandeng BukaPengadaan.

"Sejak diluncurkan lima tahun lalu atau tepatnya pada 2016 silam, BukaPengadaan bertujuan untuk mengoptimalkan potensi 6,5 juta UMKM yang ada di dalam ekosistem Bukalapak," kata Direktur BukaPengadaan Indonesia Hita Supranjaya dalam kesempatan yang sama.

Sementara itu, Setya Budi berharap pihaknya bersama dengan BukaPengadaan bisa memberikan kemudahan bagi para pelaku UMKM untuk terus bertahan di tengah krisis akibat pandemik COVID-19.

"Keberadaan marketplace seperti BukaPengadaan dapat memberikan kemudahan berusaha bagi pelaku usaha," ungkapnya.

Adapun bentuk kerja sama yang dijalin LKPP dan BukaPengadaan adalah dari segi pemenuhan kebutuhan korporasi dan pemerintah melalui pengadaan barang dan jasa elektronik yang bersaing, akuntabel, kredibel, dan transparan.

Tak heran jika kemudian Setya Budi meyakini kemitraan dengan BukaPengadaan dapat mengurangi potensi korupsi di sektor pengadaaan barang/jasa pemerintah.

"Transaksi elektronik yang disajikan marketplace diharapkan dapat mendorong transparansi sehingga mengurangi potensi korupsi di bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah," imbuhnya.

3. Akselerasi UMKM Go Digital

Gandeng Bukalapak, LKPP Siap Digitalisasikan 6,5 Juta UMKMLogo Pasar Digital (PaDi) Kementerian BUMN (Dok. YouTube PaDi UMKM)

Kemitraan antara LKPP dan BukaPengadaan memiliki tujuan utama agar semakin banyak UMKM di Indonesia yang bertransformasi ke digital. Pasalnya, hingga kini baru sedikit UMKM di Indonesia yang telah bertransformasi secara digital.

"Tahun 2020 itu baru 13 persen dari total 64 juta UMKM yang terdaftar, yang sudah go digital," ucap Direktur Utama SMESCO Leonard Theosabrata dalam konferensi pers akhir Februari silam.

Oleh karena itu, tahun ini SMESCO bersama dengan Kemenkop UKM menargetkan lebih banyak UMKM lagi yang bertransformasi secara digital mengingat saat ini semua sektor telah melakukan digitalisasi.

"Target tahun ini saja kami 6 juta tambahnya dan saat ini sejak diluncurkan program go digital ini mungkin sudah di bawah 10 juta dari target tahun lalu plus tahun ini," terang Leonard.


https://www.idntimes.com/business/economy/ridwan-aji-pitoko-1/gandeng-bukalapak-lkpp-siap-digitalisasikan-65-juta-umkm/3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...