Langsung ke konten utama

Bantuan Industri Kecil Harus Disertai dengan Pelatihan, DPR Minta Program Ini Digelar Lebih Masif

Anggota DPR RI, Daerah Permilihan Sumatera Barat II, Hj. Nevi Zuairina, dimasa reses persidangan yang berlangsung di bulan Februari hingga Maret 2021, turut mendampingi program pemerintah untuk melatih 45 pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di daerah Payakumbuh.

Program ini sangat bagus, cuma pemerintah memiliki keterbatasan anggaran sehingga belum terlalu masif.

"Program ini adalah ajuan masyarakat di Sumatera Barat yang kemudian kami ajukan kepada Kementerian Perindustrian. Alhamdulillah sebanyak 45 calon dan pelaku IKM di Payakumbuh dapat mengikuti bimbingan teknis (bimtek) yang dilaksanakan oleh Kementerian Perindustrian," tutur Nevi dalam pernyataannya, Kamis, 4 Maret 2021.

Pembukaan bimtek aspirasi masyarakat dan Anggota DPR RI Komisi VI Nevi Zuairina dari Fraksi PKS itu turut dihadiri oleh Plt. Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Kemenperin  E. Ratna Utarianingrum secara daring, Ketua TP-PKK Kota Payakumbuh Henny Riza Falepi dan Kadisnakerin Wal Asri di Hotel Kolivera Sicincin, Payakumbuh Timur.

Nevi mengatakan, ada tiga jenis bimtek yang dilaksanakan dengan masing-masing 15 orang peserta seperti bimtek IKM Service HP, IKM Kerajinan, dan IKM Makanan Ringan.

"Mereka akan diberi penguatan di berbagai tempat di Payakumbuh sesuai keahliannya dan mengikuti pelatihan selama 3 hari," ujarnya.

 Program ini sangat terbatas, tidak dapat dilakukan secara masif untuk seluruh daerah di Sumatera Barat. "Padahal kegiatan ini ketika dilakukan di tiap kabupaten atau kota di seluruh, maka kesempatan masyarakat untuk mengembangkan usahanya akan merata di setiap daerah," ujarnya.

Dia menambahkan, program ini bagus karena bukan sekedar bantuan yang langsung habis. "Tapi bantuan yang akan memberi dampak jangka panjang ibarat pemeberian kail untuk memancing ikan, bukan pemberian ikan untuk dimakan", jelas Nevi.

Nevi menyatakan sudah memposisikan diri sebagai Ibu UMKM Sumatera Barat. Karena Indonesia harus mengakui, kalau ketahanan ekonomi di tengah pandemi memang karena adanya UMKM.

"Sakan terus berusaha membina IKM di Sumatera Barat, mendampingi tugas pemerintah daerah kota/kabupaten yang membina pelaku IKM," katanya.***


https://jurnalsoreang.pikiran-rakyat.com/ekonomi/pr-1011538725/bantuan-industri-kecil-harus-disertai-dengan-pelatihan-dpr-minta-program-ini-digelar-lebih-masif?page=2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka