Langsung ke konten utama

Atsindo: Startup Unikorn Hanya Bisa Tercipta, Bukan Diciptakan

Ilustrasi startup. - olpreneur.com

Asosiasi Startup Teknologi Indonesia (Atsindo) menilai startup unikorn hanya bisa tercipta dari suatu proses, bukan berdasarkan keinginan pemerintah untuk menciptakan. Pendapat dari Ketua Umum Atsindo Handito Joewono tersebut guna merespons target pemerintah untuk menghadirkan tiga unikorn pada 2024. Untuk diketahui, isilah unikorn mengacu pada perusahaan rintisan (startup) yang memiliki nilai valuasi di atas US$1 miliar atau sekitar Rp14,4 triliun. “Pemerintah tidak perlu menargetkan unikorn harus hadir berapa buah, karena unikorn itu tidak bisa diciptakan, melainkan tercipta. Beda dengan startup yang tentunya bisa diakselerasi untuk dihadirkan,” ujar Handito saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (1/4/2021).

Dia melanjutkan unikorn merupakan hasil dari sebuah proses investasi sehingga fokus pemerintah diharapkan lebih bergerak kepada kesiapan infrastruktur dan ekosistem pendukung yang dibutuhkan, mulai dari talenta digital, regulasi yang mendukung, hingga koneksi jaringan internet. “Saya rasa semua kembali ke unikorn tidak diciptakan, tetapi akan lahir ketika rumahnya sudah siap dan membuat nyaman bagi para pemainnya. Bahkan, tidak menutup kemungkinan 2021 ini unikorn hadir karena adopsi digital masyarakat sudah tidak terelakkan,” katanya. Berdasarkan riset terbaru Alpha JWC Ventures dan Kearney memperkirakan Indonesia akan memiliki tiga unikorn baru dalam lima tahun ke depan. Ketiganya akan berasal dari sektor e-commerce, finansial teknologi (fintech), serta digitalisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Perkiraan itu merujuk pada riset bertajuk ‘Unlocking Next Wave of Digital Growth: Beyond Metropolitan Indonesia’. Ini berdasarkan survei terhadap 2.100 lebih konsumen akhir dan 1.100 retailer di 23 kota. Selain itu, wawancara dengan stakeholder di 13 kota di tingkat (tier) dua dan tiga. Saat ini, Indonesia memiliki satu decacorn atau startup dengan valuasi lebih dari US$10 miliar yaitu Gojek. Selain itu, terdapat empat unicorn atau valuasi di atas US$1 miliar yakni Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan OVO.


https://teknologi.bisnis.com/read/20210401/266/1375713/atsindo-startup-unikorn-hanya-bisa-tercipta-bukan-diciptakanhttps://teknologi.bisnis.com/read/20210401/266/1375713/atsindo-startup-unikorn-hanya-bisa-tercipta-bukan-diciptakan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai men...

PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM

MAKALAH PERMASALAHAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN UMKM Tugas Mata Kuliah  Ekonomi Kerakyatan Pembina : Dr. Sukidjo, M.Pd.   Disusun Oleh    : Dewi Mawadati    (14811134022) Luna Octaviana (14811134029) ADMINISTRASI PERKANTORAN D3 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 BAB I     PENDAHULUAN A.      Latar Belakang UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerja baru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis nmoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.Saat ini, UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan Negara Indonesia. UKM  merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat bera...

Ini tren yang akan terjadi di pengembang aplikasi

JAKARTA (IndoTelko) – Outsystem penyedia platform Low Code mengumumkan 5 Tren yang diprediksi akan muncul pada kalangan Pengembang Aplikasi di Asia Pasifik. Sebuah infobrief dari IDC mengatakan pada tahun 2024, generasi baru dari para pengembang yang membuat aplikasi-aplikasi tanpa menulis kode/Low Code akan mencapai 20% dari semua pengembang di kawasan Asia-Pasifik. Para pengembang ini akan mengakselerasi transformasi digital di semua lini industri - dengan menyoroti disrupsi pasar dan inovasi tiada henti. “Low-code memberikan para pengembang ini potensi untuk menjembatani kubu-kubu, memangkas proses dan memungkinkan tim untuk bekerjasama dan fokus pada inti upaya transformasi serta meningkatkan pengalaman pengguna,” kata Vice President Outsystems Asia Pasifik Mark Weaser. Mark juga menambahkan, bahwa aplikasi-aplikasi kini menjadi sangat penting bagi para konsumen. Aplikasi telah secara fundamental merubah cara orang-orang mengorganisasi dan memaksimalkan kegiatan rutin seh...