Langsung ke konten utama

Ubah Struktur, Kominfo Fokus Kembangkan Ekonomi Digital

Rudiantara

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengubah struktur Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, guna menyesuaikan diri dengan perkembangan bisnis dan perilaku masyarakat terkini. Setidaknya, ada tiga direktorat yang diubah fungsinya per hari ini.
Ketiga Direktorat baru itu adalah Tata Kelola Aplikasi Informatika, Pengendalian Aplikasi Informatika, dan Ekonomi Digital. "Perizinan dan pendaftaran (aplikasi) di Direktorat Tata Kelola," kata Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Kominfo, Samuel Abrijani Pangarepan di kantornya, Jakarta, Senin (3/9).
Lalu, Direktorat Ekonomi Digital akan fokus memberikan edukasi kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) supaya mau bertransformasi ke digital. Apalagi, pemerintah menargetkan 8 juta UMKM berjualan secara online pada 2019. Sementara, kementerian Koperasi dan UKM mencatat baru 4,6 juta dari sekitar 63 juta UMKM yang sudah masuk ke ranah online.
Direktorat ini juga akan menggaet penyelenggara sistem elektronik untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, terkait ekonomi digital. "Nanti akan ada kepala sub direktorat (kasubdit) untuk masing-masing sektor, misalnya, di pariwisata itu akan kerja sama dengan Kementerian Pariwisata," ujarnya. 
Sementara Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika akan membawahi kasubdit khusus perlindungan data pribadi. "Akan ada peraturan menteri (permen) perlindungan data pribadi, jadi tugasnya (direktorat ini) menangani pelanggaran dan kebocoran data ini," kata Samuel. Sebelumnya, laporan terkait kebocoran data harus disampaikan dulu ke Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Kasus kebocoran data 1,1 pengguna Facebook di Indonesia, misalnya, masyarakat yang merasa dirugikan bisa melapor ke direktorat ini. "Sampai saat ini kan belum ada yang melapor terkait kebocoran data Facebook itu. Dengan adanya direktorat ini, kami harap masyarakat lebih sadar untuk melaporkan," ujar dia.
Adapun direktorat ini sebelumnya bernama keamanan informasi. Namun, kini fungsi tersebut dikerjakan bersama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). "Kami koordinasi dengan BSSN terkait keamanan informasi," kata Samuel.
Sementara itu, dua direktorat lainnya tidak berubah yakni Layanan Aplikasi Pemerintahan dan Pemberdayaan Aptika. Untuk Direktorat Layanan Aplikasi Pemerintah, direktorat ini bertugas memfasilitasi kebutuhan data dan informasi yang dibutuhkan oleh masing-masing kementerian dan lembaga (K/L) yang akan disampaikan ke masyarakat lewat masing-masing platform.
Reporter: Desy Setyowati
sumber: https://katadata.co.id/berita/2018/09/03/ubah-struktur-kominfo-fokus-kembangkan-ekonomi-digital

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka