Langsung ke konten utama

TIPS: Next Best Offer

Mengetahui Apa yang Konsumen Inginkan Sebelum Mereka Sadari
January 12 2012 | By Edwin Hardi
Banyak orang mengatakan bahwa saat ini eranya perkembangan teknologi informasi. Dimana arus informasi berputar sangat cepat. Hal ini membawa keuntungan dimana konsumen dimudahkan dalam mencari informasi mengenai suatu penawaran, namun di sisi lain seringkali dibombardir beragam informasi dan menyebabkan mereka menemui kesulitan dalam mencari produk yang memenuhi kebutuhan mereka. Untuk itulah perusahaan perlu melakukan pendekatan pada konsumen pada waktu dan penawaran yang tepat (next best offer/NBO).
Penyusunan program NBO yang baik dapat menghasilkan potensi ROI yang baik dan juga meningkatkan daya saing produk dan perusahaan. NBO dapat digunakan untuk memancing kontak awal dengan konsumen, menjadi mengundang konsumen menggunakan produk perusahaan untuk pertama kalinya, menjadi awal hubungan antara perusahaan dan konsumen.
Terdapat empat aktivitas untuk membangun NBO secara efektif:
Mendefinisikan objektif
Perancangan NBO sebaiknya digunakan untuk mencapai tujuan spesifik apakah menarik konsumen baru atau meningkatkan penjualan, meningkatkan loyalitas konsumen, meningkatkan share of wallet. Penentuan tujuan yang hendak dicapai ini sangat penting, karena sebagian pebisnis seringkali tidak tahu apa yang diharapkan sehingga sering melakukan kesalahan dalam penawaran.
Mengumpulkan data
Mengumpulkan informasi seperti perilaku dan karakter konsumen, cara pembelian konsumen apakah secara offline atau online, karateristik dari produk yang ditawarkan, dan tujuan strategis organisasi. Dengan mengetahui apa yang akan dihadapi, perusahaan dapat memberikan penawaran yang efektif untuk memancing respon konsumen.
Menganalisa dan pelaksanaan
Menganalisa pola pembelian konsumen yang bersifat prediksi untuk menyesuaikan antara kebutuhan dan keinginan konsumen dengan produk yang ditawarkan perusahaan. Hal yang tak kalah penting adalah bagaimana NBO tersebut disampaikan kepada konsumen? Apakah melalui media online atau toko? Apakah berupa potongan kupon atau melalui mekanisme lainnya.
Belajar dan berevolusi
Perusahaan secara berkelanjutan mempelajari respon yang konsumen berikan dan perubahan-perubahan perilaku konsumen dari waktu ke waktu. Perusahaan juga harus memperbaiki NBO nya dari waktu ke waktu. Bila NBO yang dilakukan perusahaan tersebut berhasil, hal ini akan memancing reaksi dari pesaing untuk melakukan sesuatu yang lebih sehingga perusahaan harus memikirkan NBO selanjutnya yang lebih baik lagi. Setelah langkah terakhir ini, perusahaan mengevaluasi apa yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya kemudian kembali lagi ke langkah awal untuk merancang NBO selanjutnya
Tulisan ini diadaptasi dari artikel Harvard Business Review Bulan Desember 2011 yang berjudul "Know What Your Customers Want Before They Do"
(hp) 62-8121057533
(tw) fankych

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bantu Mudahkan 'Jalan' UMKM, CEO Toko Online Ini Masuk Forbes 30 Under 30

Liputan6.com, Jakarta  Hidup itu adalah pilihan. Dalam pekerjaan atau menjalankan usaha misalnya. Anda bebas memilih, mau bekerja diposisi apa, berbisnis apa, dan bagimana cara menjalankan usaha tersebut. Hal itulah yang setidaknya dilakukan oleh pengusaha muda asal Jakarta, William Sunito. Dia adalah Founder & Chief Executive Officer (CEO) TokoWahab.com Di usia mudanya, bungsu dari tiga bersaudara ini memimpin sekaligus mengelola perusahaan keluarga yang berdiri pada 1957. "Pada akhir 2015 saya kembali dari Amerika ke Indonesia dan memutuskan untuk terjun langsung mengurus perusahaan keluarga saya. Ini memang kemauan saya (untuk mengelola perusahaan) karena saya melihat ada potensi yang besar," jelas William saat berbincang dengan  Tim Liputan6.com  di kantornya di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (12/2). Ya, berbekal passion dalam dunia bisnis ditambah pengetahuan yang didapat selama kuliah di University of Washington, Amerika Serikat, William mulai menerap

OPINI Cristeddy Asa Bakti: Menentukan Posisi di Era Digitalisasi

REVOLUSI  industri memegang peranan penting dalam  kehidupan manusia. Dimulai dari revolusi industri 1.0 pada abad ke-18 di mana tenaga manusia mulai digantikan dengan mesin bertenaga uap dampaknya pekerjaan yang sebelumnya di kerjakan manusia terdisrupsi oleh mesin uap. Pada era tersebut muncul pekerjaan baru yaitu sebagai operator mesin uap dan juga manusia yang sebelumnya hanya berfokuskan menggunakan tenaga mulai meningkatkan kompetensi supaya bisa mengoperasikan mesin tersebut. Revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20 ditandai dengan kemunculan tenaga listrik. Perubahan dari mesin uap ke mesin bertenaga listrik dikarenakan energi listrik mudah diubah menjadi energi yang lain.  Pada era ini pun juga terjadi disrupsi dan perubahan yaitu mulai bermunculannya pabrik-pabrik untuk pembuatan produk massal dikarenakan mulai diperkenalkan dengan kehadiran “ban berjalan” (konveyor) misalnya: mobil, motor. Dampaknya manusia yang sebelumnya bermata pencaharian petani memi

WEF 2020 Meluncurkan Manifesto Davos untuk Revolusi Industri 4.0

Davos, IDN Times  - Pendiri dan Ketua Eksekutif Forum Ekonomi Dunia (WEF), Profesor Klaus Schwab, meluncurkan Manifesto Davos (The Davos Manifesto 2020).  Klaus yang mencetuskan “Revolusi Industri 4.0” dan menulis buku tentang itu, memberikan judul “Tujuan Universal Sebuah Perusahaan di era Revolusi Industri Ke-4”.  Manifesto diluncurkan bertepatan dengan tahun ke-50 dilakukannya WEF, yang setiap bulan Januari dilaksanakan di Davos, resor ski di pegunungan Alpen, Swiss.  “Tahun 1973, kami mengumumkan Manifesto Davos juga yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk beroperasi.  Prinsip-prinsipnya masih relevan dan awet. Tapi, dunia berubah secara dinamis. Saat ini perusahaan global diharapkan menjadi agen perubahan, memainkan peran lebih besar dalam menentukan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya yang mengubah dunia,” kata Klaus. Pendiri WEF ini mengklaim bahwa selama 50 tahun, WEF telah berkontribusi dalam pembangunan global di berbagai bidang. Manifesto Davos 2020 dimaksudka